Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Kemungkinan-kemungkinan

Diperbarui: 5 November 2020   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: unsplash.com - Katie Doherty


Mungkin kita akan bepergian lagi sejauh yang kamu mau. Menyusuri jalan-jalan lengang yang padat akan aroma cinta. Menempuh jarak yang kita ukur dengan waktu. Atau kita hanya mengikuti alur ke mana perginya roda dua yang kukemudikan.

Tapi yang jelas kita akan singgah beberapa kali, mendinginkan mesin sejenak. Sebab motorku sudah terlalu tua untuk menampung rencana-rencana kita yang begitu banyak.

Kita akan berpapasan dengan beragam orang dan kepentingan. Mungkin sesekali kamu akan melihat lelaki tua yang menggelar perut laparnya. Sesekali kamu akan menemui wanita dewasa yang hampir paruh baya menjajakan harga dirinya. Sesekali kamu juga akan dihampiri anak-anak yang berjalan memapah mimpi di kaki-kaki ringkihnya.

Namun jika beruntung, mungkin sesekali kamu akan menjumpai taman yang dipenuhi bunga-bunga. Sesekali kamu akan bisa menyapa rombongan keluarga yang sedang berlibur memotong waktu kerja. 

Sesekali kamu juga akan mengulum senyum pada beberapa pasang kekasih yang sedang mesra. Sebab mungkin kamu akan merasakan hal yang sama dengan apa yang mereka rasa, kurasa.

Sejenak, kita akan membiarkan lelah terhampar di masjid-masjid yang kita singgahi. Melepaskan debu-debu perjalanan yang melekat di balutan keringat. Lalu menghamba pada-Nya yang selalu memberikan jalan bebas hambatan dari setiap doa-doa.

Kemudian kita akan makan siang dengan bekal yang kamu bawa dari rumah. Seperti biasa, kamu memasak makanan kesukaanku yang terlalu sederhana. Ikan asin asam manis dan nasi dengan bawang goreng di atasnya.

Sembari mendinginkan mesin motorku yang butut. Mungkin kita juga akan tidur sebentar, jika perlu. Mengisi tenaga yang terkuras, meski bagiku istirahat adalah setiap kepulangan dari banyak keberangakatan.

"Tapi aku lelah dan ingin kembali ke rumah," katamu setelah menerima banyak ocehanku.

Memang betul, tak ada perempuan yang rela dibikin susah. Aku menyadari itu. Bahkan sebelum kemungkinan mungkin diocehkan. Tapi kamu harus tahu, bahwa hidup adalah tentang kemungkinan-kemungkinan. Dan kita telah tumbuh dan berjalan di atasnya.

"Aku juga lelah, tapi aku tak berhenti memilah kemungkinan mana yang akan kau terima dan berusaha mencari kemungkinan terbaik lainnya. Sebab, tak ada lelaki yang rela membiarkan perempuannya hidup susah."

Mari lanjutkan perjalanan atau kuantarkan bayanganmu pulang. Dan kuakhiri semua lamunan.

Martapura, 30 Oktober 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline