Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemungkinan-kemungkinan

5 November 2020   07:34 Diperbarui: 5 November 2020   08:35 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com - Katie Doherty


Mungkin kita akan bepergian lagi sejauh yang kamu mau. Menyusuri jalan-jalan lengang yang padat akan aroma cinta. Menempuh jarak yang kita ukur dengan waktu. Atau kita hanya mengikuti alur ke mana perginya roda dua yang kukemudikan.

Tapi yang jelas kita akan singgah beberapa kali, mendinginkan mesin sejenak. Sebab motorku sudah terlalu tua untuk menampung rencana-rencana kita yang begitu banyak.

Kita akan berpapasan dengan beragam orang dan kepentingan. Mungkin sesekali kamu akan melihat lelaki tua yang menggelar perut laparnya. Sesekali kamu akan menemui wanita dewasa yang hampir paruh baya menjajakan harga dirinya. Sesekali kamu juga akan dihampiri anak-anak yang berjalan memapah mimpi di kaki-kaki ringkihnya.

Namun jika beruntung, mungkin sesekali kamu akan menjumpai taman yang dipenuhi bunga-bunga. Sesekali kamu akan bisa menyapa rombongan keluarga yang sedang berlibur memotong waktu kerja. 

Sesekali kamu juga akan mengulum senyum pada beberapa pasang kekasih yang sedang mesra. Sebab mungkin kamu akan merasakan hal yang sama dengan apa yang mereka rasa, kurasa.

Sejenak, kita akan membiarkan lelah terhampar di masjid-masjid yang kita singgahi. Melepaskan debu-debu perjalanan yang melekat di balutan keringat. Lalu menghamba pada-Nya yang selalu memberikan jalan bebas hambatan dari setiap doa-doa.

Kemudian kita akan makan siang dengan bekal yang kamu bawa dari rumah. Seperti biasa, kamu memasak makanan kesukaanku yang terlalu sederhana. Ikan asin asam manis dan nasi dengan bawang goreng di atasnya.

Sembari mendinginkan mesin motorku yang butut. Mungkin kita juga akan tidur sebentar, jika perlu. Mengisi tenaga yang terkuras, meski bagiku istirahat adalah setiap kepulangan dari banyak keberangakatan.

"Tapi aku lelah dan ingin kembali ke rumah," katamu setelah menerima banyak ocehanku.

Memang betul, tak ada perempuan yang rela dibikin susah. Aku menyadari itu. Bahkan sebelum kemungkinan mungkin diocehkan. Tapi kamu harus tahu, bahwa hidup adalah tentang kemungkinan-kemungkinan. Dan kita telah tumbuh dan berjalan di atasnya.

"Aku juga lelah, tapi aku tak berhenti memilah kemungkinan mana yang akan kau terima dan berusaha mencari kemungkinan terbaik lainnya. Sebab, tak ada lelaki yang rela membiarkan perempuannya hidup susah."

Mari lanjutkan perjalanan atau kuantarkan bayanganmu pulang. Dan kuakhiri semua lamunan.

Martapura, 30 Oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun