Lihat ke Halaman Asli

Ika Maya Susanti

TERVERIFIKASI

Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Konsep Pak Hatta, Ramalan Pak Siwabessy, dan Doa untuk Peserta BPJS Kesehatan yang Sehat

Diperbarui: 16 Juni 2016   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumpukan berkas BPJS Kesehatan di bagian pendaftaran sebuah rumah sakit di Lamongan. (Foto: koleksi pribadi)

Pak Hatta dan Azas Kedaulatan Rakyat

Ada suatu masa di mana duo pemimpin pertama tertinggi negara kita berdebat tentang demokrasi asli Indonesia. Di dalam buku ‘Demi Bangsaku: Pertentangan Bung Karno VS Bung Hatta’ saya menjumpai cerita sejarah itu.

Pak Hatta mengenalkan azas kedaulatan rakyat yang dituding sebagai demokrasi impor dari luar negeri. Padahal menurut Pak Hatta, konsep demokrasi kedaulatan yang ia maksud sesungguhnya adalah demokrasi tua yang ada di Indonesia. Demokrasi ini bisa ditemui di desa-desa dan memiliki tiga sendi utama.

Untuk menyingkat cerita, Anda bisa membaca buku tersebut lebih lengkap. Bisa lewat Google Books. Saya hanya ingin mengajak Anda mencermati sendi ke tiga yang disampaikan Pak Hatta yang menjadi bagian inti dasar tulisan ini, yaitu tentang BPJS Kesehatan.

Ya, ada hubungan antara BPJS Kesehatan dengan sendi ke tiga yang telah jauh hari diucapkan oleh Pak Hatta. Sendi ke tiga itu berbunyi ‘Cita-cita tolong menolong’. Menurut Bapak Koperasi Indonesia ini, sanubari rakyat Indonesia penuh dengan rasa bersama, kolektivitas.

Ia mencontohkan, jika di desa orang ingin membangun rumah, ia tak perlu membayar tukang atau menggaji kuli untuk menolongnya. Tanpa meminta pun, ia akan ditolong orang-orang sedesa.

Apakah Anda masih menemui fenomena itu? Kalau saya, hanya masih mendengarnya jika itu masih ada sesekali. Di kehidupan pedesaan yang dekat dengan tempat tinggal saya sekarang di Lamongan, saya dengar masih ada masyarakat yang saling menyumbang bahan baku material jika ada dari mereka yang sedang membangun rumah. Pemberian itu akan dicatat sebagai pengingat. Kelak jika si pemberi punya kegiatan sama, si penerima akan ‘mengembalikan’ apa yang pernah didapatnya.

Ramalan Pak Siwabessy

Di kesempatan lain, ada Pak Siwabessy yang di sekitar tahun 1949 menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Ia mengemukakan gagasannya tentang program asuransi kesehatan semesta. Namun sayang, konsep program asuransi kesehatan yang ia ketahui telah berjalan di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda itu hanya bisa terwujud mencakup pegawai negeri sipil saja.

Tapi pikiran Pak Siwabessy menjangkau ruang waktu. Ia yakin, kelak, program ini dapat menjamin kesehatan seluruh bangsa Indonesia dalam sebuah sistem yang ada. Angan-angan Pak Siwabessy pada akhirnya menjadi nyata di tahun 2014 lalu.

Tertolong BPJS Kesehatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline