Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsep Pak Hatta, Ramalan Pak Siwabessy, dan Doa untuk Peserta BPJS Kesehatan yang Sehat

15 Juni 2016   22:34 Diperbarui: 16 Juni 2016   22:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan berkas BPJS Kesehatan di bagian pendaftaran sebuah rumah sakit di Lamongan. (Foto: koleksi pribadi)

Pak Hatta dan Azas Kedaulatan Rakyat

Ada suatu masa di mana duo pemimpin pertama tertinggi negara kita berdebat tentang demokrasi asli Indonesia. Di dalam buku ‘Demi Bangsaku: Pertentangan Bung Karno VS Bung Hatta’ saya menjumpai cerita sejarah itu.

Pak Hatta mengenalkan azas kedaulatan rakyat yang dituding sebagai demokrasi impor dari luar negeri. Padahal menurut Pak Hatta, konsep demokrasi kedaulatan yang ia maksud sesungguhnya adalah demokrasi tua yang ada di Indonesia. Demokrasi ini bisa ditemui di desa-desa dan memiliki tiga sendi utama.

Untuk menyingkat cerita, Anda bisa membaca buku tersebut lebih lengkap. Bisa lewat Google Books. Saya hanya ingin mengajak Anda mencermati sendi ke tiga yang disampaikan Pak Hatta yang menjadi bagian inti dasar tulisan ini, yaitu tentang BPJS Kesehatan.

Ya, ada hubungan antara BPJS Kesehatan dengan sendi ke tiga yang telah jauh hari diucapkan oleh Pak Hatta. Sendi ke tiga itu berbunyi ‘Cita-cita tolong menolong’. Menurut Bapak Koperasi Indonesia ini, sanubari rakyat Indonesia penuh dengan rasa bersama, kolektivitas.

Ia mencontohkan, jika di desa orang ingin membangun rumah, ia tak perlu membayar tukang atau menggaji kuli untuk menolongnya. Tanpa meminta pun, ia akan ditolong orang-orang sedesa.

Apakah Anda masih menemui fenomena itu? Kalau saya, hanya masih mendengarnya jika itu masih ada sesekali. Di kehidupan pedesaan yang dekat dengan tempat tinggal saya sekarang di Lamongan, saya dengar masih ada masyarakat yang saling menyumbang bahan baku material jika ada dari mereka yang sedang membangun rumah. Pemberian itu akan dicatat sebagai pengingat. Kelak jika si pemberi punya kegiatan sama, si penerima akan ‘mengembalikan’ apa yang pernah didapatnya.

Ramalan Pak Siwabessy

Di kesempatan lain, ada Pak Siwabessy yang di sekitar tahun 1949 menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Ia mengemukakan gagasannya tentang program asuransi kesehatan semesta. Namun sayang, konsep program asuransi kesehatan yang ia ketahui telah berjalan di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda itu hanya bisa terwujud mencakup pegawai negeri sipil saja.

Tapi pikiran Pak Siwabessy menjangkau ruang waktu. Ia yakin, kelak, program ini dapat menjamin kesehatan seluruh bangsa Indonesia dalam sebuah sistem yang ada. Angan-angan Pak Siwabessy pada akhirnya menjadi nyata di tahun 2014 lalu.

Tertolong BPJS Kesehatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun