Lihat ke Halaman Asli

IIS LESTARI

Mahasiswa

Berpikir Kritis dengan Inkuiri Terbimbing dan Laboratorium Virtual

Diperbarui: 31 Mei 2025   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan di abad 21 sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, unggul dan berdaya saing. Sistem pembelajaran yang baik merupakan sistem pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran dan kecakapan abad 21, yang meliputi komunikasi (communication), kolaborasi (collaboration), berpikir kritis (critical thinking), dan kreatif serta inovatif (creative and innovative). Kemampuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik. Aspek penting yang diperlukan dalam pembelajaran meliputi berpikir secara rasional, merumuskan pertanyaan, dan membangun argumen. Aspek-aspek tersebut mewujudkan terbentuknya keterampilan yang dapat mendorong siswa untuk terlibat dalam memberikan fakta, data dan teori yang sesuai untuk mendukung klaim terhadap suatu permasalahan serta sebagai alasan dalam mengambil keputusan.

Kemampuan berpikir kritis adalah salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus diterapkan saat pembelajaran. Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut. Proses pembelajaran di kelas lebih sering merupakan kegiatan pemberian tugas dan merangsang siswa menghafal, hal ini menggambarkan bahwa pengembangan kompetensi berpikir siswa masih dalam taraf yang rendah. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang memiliki kemampuan dan kebiasaan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Siswa lebih diarahkan untuk memahami informasi yang diberikan guru tanpa mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa juga disebabkan penyimpangan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan inti belum optimal atau belum memenuhi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan yang sangat cepat, menuntut pendidikan untuk terus memiliki inovasi dan pembaharuan dalam pendekatan pembelajaran untuk dapat menghasilkan generasi atau sumber daya manusia berdaya saing tinggi yang mampu memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif serta mampu memecahkan masalah dengan baik. Keberadaan teknologi menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Laboratorium menjadi salah satu sarana penunjang yang sangat penting, karena siswa dapat menemukan konsep sendiri terhadap suatu materi tertentu. Siswa hanya dapat mengakses fungsi laboratorium ketika berada di sekolah. Oleh karena itu, keberadaan laboratorium vitual menjadi salah satu bentuk akselerasi pendidikan yang dibutuhkan saat ini.

Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan, karakteristik pembelajaran pada ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) agar mewujudkan kemampuan berpikir kritis dan argumentasi siswa. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan segala sesuatu dengan menggunakan metode-metode berpikir secara konsisten serta mereflesikannya sebagai dasar pengambilan kesimpulan yang shahih. Kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran berbasis penelitian (discovery/inquiry learning), pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individu maupun kelompok dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 adalah discovery dan inquiry learning. berpendapat bahwa strategi pembelajaran inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Strategi inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir tersebut dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi inkuiri lebih menekankan pada keaktifan peserta didik untuk mencari dan menemukan pengetahuan mereka sendiri. Strategi pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan hasil belajar tetapi juga proses belajar siswa.

Siswa memiliki minat yang tinggi terhadap penggunaan media laboratorium virtual. Secara keseluruhan siswa memiliki sikap positif terhadap pembelajaran dengan laboratorium virtual. Aplikasi laboratorium virtual berkontribusi pada pembelajaran bermakna siswa dengan memungkinkan konkretisasi mata pelajaran abstrak, dan bahwa aplikasi ini secara positif mendukung minat, kegembiraan, dan motivasi siswa terhadap kursus sains karena dianggap menarik.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dikarenakan guru belum memaksimalkan penggunaan media dan pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu media pembelajaran laboratorium virtual merupakan media yang berpusat pada siswa dan guru membantu memfasilitasi dalam penggunaannya. Keunggulan laboratorium virtual adalah dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja sehingga waktu pembelajaran dapat lebih diefisienkan.

Siswa benar-benar aktif dalam pembelajaran, siswa dilatih mengembangkan ide, mengungkapkan pendapat, berkomunikasi secara baik, menentukan pilihan dan mengambil keputusan secara bersama. Pemberian pendapat dan alasan selalu dilatih kepada siswa selama proses pembelajaran karena dianggap sebagai dasar pertanggungjawaban dari pilihan atau keputusan yang diambil. melatih siswa untuk menyampaikan asumsi dan pandangan setelah berhasil menyelesaikan proyek dan penyelidikan. Dengan kegiatan presentasi siswa dapat mengembangkan kepercayaan diri dan mampu belajar dari penampilan teman-teman lain. Siswa merasa bahwa hasil kerja keras mereka mendapatkan penghargaan dan apresiasi, karena hasil kerjanya diperlihatkan secara bersama-sama atau dipresentasikan di depan kelas. Kegiatan presentasi juga menjadi wadah untuk merefleksikan diri bagi siswa atas pekerjaan dan kinerja yang telah dilakukan apakah sudah tergolong maksimal atau belum, sehingga baik segala kelebihan maupun kekurangan dapat menjadi pembelajaran. Siswa selalu diminta menceritakan kembali kegiatan yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, kesan dan pengalaman menarik beserta kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatannya baik itu proyek maupun penyelidikan. Kegiatan dan pengalaman inilah yang berpotensi mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan keseluruhan tahapan pembelajaran strategi inkuiri termbimbing berbantuan laboratorium virtual memberikan pengaruh terhadap perkembangan hasil tes keterampilan berpikir kritis siswa. Pengalaman yang diperoleh pada kegiatan pembelajaran membuat siswa mampu melatih diri untuk menganalisis soal tes secara lebih cermat dan menyampaikan pandangan serta argumennya secara baik ketika memberikan jawaban karena pada saat pembelajaran semua siswa diharuskan melatih diri memberikan pandangan, pendapat, dan argumen serta menceritakan kembali proses yang dilaksanakannya.

Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing melatih siswa memiliki kompetensi-kompetensi seperti kemampuan berkomunikasi dan kerja sama dengan orang lain dalam hal ini guru dan juga teman kelompok, kreativitas dalam menemukan inovasi dan hal-hal baru untuk menyelesaikan suatu persoalan, menyusun dan membuat pertanyaan, serta kritis untuk menanggapi sebuah situasi yang ditemui. Melalui proses pembelajaran dalam penelitian ini, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang dimiliki seperti membuat hipotesis, membuat pertanyaan, membuat langkah percobaan, dan kekompakan dalam bekerja bersama kelompok. Selain kemampuan berpikir, sikap dan keterampilan siswa juga terbentuk saat pelaksanaan pembelajaran. Misalkan saja sikap menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab, mandiri, jujur, serta keterampilan seperti menulis dan menyusun pertanyaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline