Lihat ke Halaman Asli

Presiden Jokowi Ajak Segenap Elemen Bangsa Bekerja Secara Inovatif

Diperbarui: 26 Oktober 2017   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: koran-jakarta.com

Di tengah arus perubahan dunia yang sangat cepat, kita dituntut untuk terus mengikutinya. Tanpa usaha mempercepat laju perubahan, ketertinggalan adalah keniscayaan. Itu termasuk yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia.

Seperti itu pula pesan Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan. Menurut Presiden, di tengah arus perubahan yang cepat saat ini ini, bila kita masih bekerja secara linear atau bekerja secara rutinitas, niscaya akan tertinggal dari negara lain.

"Kalau kita kerja linear, tertinggal kita. Kalau kita kerja rutinitas, tertinggal kita. Apalagi kerja monoton, pasti tertinggal kita", kata Jokowi dalam pidato pembukaan Rakornas pengawasan internal, 18 Mei 2017 di Istana Negara, Jakarta.

Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak segenap elemen bangsa Indonesia untuk bekerja secara inovatif, tidak linear, dan atau monoton untuk menyesuaikan diri dengan derap perubahan. Hal ini demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Sayangnya, di tengah perubahan dunia saat ini, kita masih banyak berkutat pada urusan yang tidak produktif. Kita masih suka dengan fitnah, demo berjilid-jilid, ujaran kebencian, dan fitnah di sosial media. Energi kita lebih banyak dicurahkan untuk hal-hal negatif. Tentu, itu tak akan mengubah kondisi kita menjadi lebih baik.

Padahal dulu banyak negara yang belajar dari Indonesia. Seperti soal jalan tol, dimana dulu China belajar dari kita. Kemudian juga pembangunan industri kapal selam, yang mana Korea Selatan juga dulu belajarnya dari Indonesia. Namun, sayangnya saat ini kita tertinggal dibanding dua negara tersebut.

Ke depan, Presiden Jokowi berharap agar setiap elemen bangsa mengambil peran sesuai dengan kemampuannya untuk berkontribusi dalam membangun negara. Kontribusi ini dapat dilakukan di segala lini kehidupan.

Masyarakat Indonesia harus merubah pola pikir, pola kerja dan etos kerja agar dapat mengejar ketertinggalannya. Selain itu, juga untuk meningkatkan daya saing dengan negara-negara lain yang sebelumnya belajar dari Indonesia. Semoga mimpi kita untuk menjadi negara yang kuat, berdaulat, mandiri, adil, dan makmur dapat terwujud.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline