Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Bagaimana Kabar Kotak Musik Sekarang?

Diperbarui: 17 Mei 2021   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu contoh kotak musik, sumber: correcto.id

Waktu sebentar lagi menunjukkan pergantian hari. Banyak orang berkerumun di alun-alun. Mereka ingin melihat pesta kembang api, tanda pergantian tahun tiba.

Seorang remaja keluar dari gereja. Ia melangkah cepat menuju sebuah toko. Seperti biasa, ia memilih satu barang untuk dijadikan kado. Kotak musik adalah langganannya.

Adalah sebuah cerita tentang saya semasa remaja. Ketika ibadah pergantian tahun di gereja, saya dan teman-teman sebaya pasti menyelenggarakan acara tukar kado.

Masing-masing diberi kebebasan membeli sesuatu, dengan batasan harga tertentu, tidak boleh habis pakai, dan dibungkus koran. Menjelang pukul 12.00 malam, secara acak, tiap-tiap remaja saling menukarkannya.

Karena saya suka bernyanyi dan mendengar musik, beberapa kali kado yang saya beli adalah kotak musik. Waktu itu harganya 20.000 Rupiah. Berbentuk miniatur piano berwarna hitam sedikit kemerah-merahan. Sangat terjangkau zaman segitu.

Entah kebetulan atau tidak, hadiah yang saya terima hasil tukar kado juga sama. Saya beberapa kali mendapatkan kotak musik. Ada satu dua masih tersimpan di rumah di kampung. Sayang, tidak saya bawa ke perantauan.

Salah satu kotak musik, sumber: yolkmusic.info

Asal muasal kotak musik

Antoine Favre, sumber: danishmusicbox.com

Menurut sumber danishmusicbox.com, pada 1796, seorang pembuat jam dari Jenewa (Swiss), Antoine Favre-Salomon menciptakan sebuah jam saku, dengan fitur musik mekanik. Karena alasan inilah mengapa ia dianggap sebagai penemu pertama dari kotak musik mekanik.

Jam sakunya saat itu, sumber: danishmusicbox.com

Penemuan Antoine Favre-Salomon terdiri dari sebuah silinder kecil yang berputar terbuat dari campuran tembaga dan seng, dengan titik-titik pada permukaan silinder, yang menyebabkan gerakan naik dan turun dari plate-plate sisir logam yang distel untuk menghasilkan nada musik.

Enam tahun kemudian, Ishak Piguet memanfaatkan penemuan Favre dan memperkenalkan mekanik tersebut ke dalam perhiasan, jam tangan, kotak rokok, kotak kayu, dan logam mulia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline