Pada abad ke-19, tempat pembuatan kotak musik sebagian besar terkonsentrasi di Swiss, Jenewa. Setelah 1811, tempat pembuatan kota musik lainnya didirikan di Jura Vaudois, di Auberson, dan Sainte Croix.
Cara kerja kotak musik
Rata-rata kotak musik yang pernah saya mainkan memiliki cara yang sama. Ada sebuah tuas di samping kotak yang harus diputar sebanyak mungkin searah jarum jam, tergantung berapa lama kita ingin musik terdengar.
Setelah itu kita lepaskan. Tuas itu akan berputar sendiri, perlahan menuju posisi awal. Dalam perputarannya, musik klasik terdengar. Ada pula yang cukup membuka penutup kotak, musik sekejap berbunyi.
Jika sudah cukup, tinggal menutup penutupnya. Terlebih penting dari itu, pastikan kondisi baterai kotak musik masih ada. Sekarang, ada pula kotak musik tanpa baterai dijual.
Musik sebagai penenang dan peneduh suasana
Waktu kecil, saya suka sekali mendengar alunan musik dari kotak musik. Dalam kamar, dengan lampu redup, sebagian tempelan di dinding menyala, dan musik pelan mengalun, benar-benar pengantar tidur yang selalu berhasil.
Suasana tenang saya dapatkan. Terkadang saya berimajinasi tentang sesuatu. Ada rasa nyaman saat mendengarnya. Selain itu, ketika belajar, kotak musik yang saya letakkan di atas meja belajar, saya putar waktu istirahat.
Ketika otak terlalu penuh dan tidak lagi bisa menjawab soal, musik yang terdengar dapat mendinginkannya sejenak. Agar awet, sering kali saya lap seluruh bagian kotak musiknya.
Bagaimana kabarnya sekarang?
Terakhir saya mudik ke kampung, ketika berkunjung ke pasar swalayan tempat biasa saya membeli kotak musik, masih terpajang beberapa di lemari kaca. Ragamnya semakin banyak.