Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Mengapa Sebagian Ibu Suka Bungkus-bungkus Makanan?

Diperbarui: 2 Mei 2021   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi meja hidangan prasmanan. Sumber: Freepik.com/mrsiraphol

Sepasang mempelai tersenyum di atas panggung. Sehelai ulos berwarna cerah terbentang pada bahu mereka, seperti mengikatkan dan menyatukan. Riuh rendah terjadi begitu saja dalam gedung itu.

Beberapa amang -- bapak dalam bahasa Batak, tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. Mereka begitu gembira atas penikahan salah satu anggota keluarga besarnya. Sementara inang -- ibu dalam bahasa Batak, tidak kalah senang. Mereka berdiri mengerubungi meja prasmanan.

Bukan satu dua kali saya menghadiri pesta pernikahan adat Batak. Sekali pesta, bisa berlangsung berjam-jam. Pagi hari -- biasanya Sabtu atau Minggu, dimulai dengan pemberkatan nikah di gereja. 

Menjelang tengah hari, saat makan siang bersama. Setelah itu, para anggota keluarga yang menempati kedudukan terhormat, secara bergantian memberi wejangan, pesan nasihat, terutama bagi mempelai. Sepanjang acara, musik gondang Batak dibunyikan.

Apakah Anda pernah mengalaminya? Saya tentu tidak hanya duduk selama acara. Bisa pegal pantat saya. Saya akan berjalan-jalan, melihat mempelai lebih dekat, sesekali mampir ke meja prasmanan.

Di sana tersaji beberapa jenis makanan. Yang khas adalah saksang, arsik ikan Mas, daun singkong tumbuk, teri Medan, lapet, dan masakan Batak lain. Di ujung pesta, kalimat terakhir pada ilustrasi di ataslah yang terjadi.

Sembari duduk, saya amati mereka. Mengapa mereka, para ibu Batak, suka membungkus-bungkus makanan? Dari dalam tas mewah mereka, satu demi satu tangan dengan gesit mengambil sebuah kantung plastik hitam. Ada pula yang membawa beberapa dan membagi-bagikan ke sekitarnya.

Pikiran saya melayang-layang. Jawaban-jawaban aneh bermunculan. Saya tersenyum karena terpuaskan. Masuk akal, dan tinggal dibuktikan dengan menanyai mereka. Tetapi, saya tidak cukup berani melakukannya. Takut menyinggung.

Ilustrasi makanan pesta di meja prasmanan, Sumber: Thinkstockphotos

Makanannya enak

Siapa yang tidak suka makanan enak? Apalagi gratis. Itu surga dunia. Tentu, pergi ke pesta tidak ada yang gratis. Ongkos bensin, pakaian pesta, amplop mempelai, dan lain-lain, jika ditotal cukup banyak biayanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline