Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Wanita Inspiratif Itu Bernama Ratna Indraswari Ibrahim

Diperbarui: 24 April 2021   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TEMPO/Bibin Bintardi

Saya belum banyak belajar seputar cerpen. Kira-kira dua ratus cerpen pengarang besar, yang terabadikan dalam buku cerpen pilihan Kompas dari tahun 1971 s.d. 2017, telah saya baca. Masing-masing terdiri dari enam sampai tujuh halaman.

Berbagai gaya penulisan saya saksikan. Beragam plot twist saya pelajari. Kerumitan konflik dan solusi sebagai akhir kisah, saya simak satu demi satu. Sudut pandang bercerita, tidak lepas dari amatan. Semua berguna membantu saya menulis cerpen. Lima buku cerpen saya yang telah terbit kental dengan inspirasi mereka.

Berhubung hari Kartini belum jauh lewat, saya ingin menulis cerita tentang seorang cerpenis wanita yang begitu saya kagumi. Sedikit cerpen beliau telah saya lahap sampai habis. Namanya, Ratna Indraswari Ibrahim. Berikut sekilas ulasan cerpennya.

Cerpen "Tujuh Belas Tahun Lebih Empat Bulan". Sumber: Dokpri

Cerpen pertama beliau yang saya baca adalah "Tujuh Belas Tahun Lebih Empat Bulan", tayang di Kompas, 9 Juni 1996. Cerpen ini bercerita tentang kehidupan pelik seorang perempuan bernama Sinik, yang berumur tujuh belas tahun lewat empat bulan. 

Saat masa kecilnya, ia menjadi pengemis, meminta-minta dengan wajah yang dimelas-melaskan, karena disuruh ibunyaKetika besarwaktu usianya 17 tahun yang terhitung belia itu, ia berubah menjadi pelacur. Riwayat hidupnya sama sekali tidak mengenakkan. Potret kehidupan perempuan di tepi jalan. Terpinggirkan.

Cerpen "Salma yang Terkasih". Sumber: Dokpri

Kedua adalah "Salma yang Terkasih", terbit di Kompas, 18 April 1999. Kisah yang dituliskan mengulas juga tentang perempuan. Kali ini menjelaskan cerita cinta seorang janda bernama Salma dengan seorang lelaki bernama Yusuf.

Salma telah kawin cerai. Begitu banyak kekecewaan di hidupnya karena merasa dicurangi suaminya terdahulu. Suami itu menguasai sawahnya di desa, sampai sawah penduduk lain. 

Ia memberitahukan derita itu pada tokoh "aku", yang adalah sahabatnya, yang bermimpi menyaksikannya menikah dengan Yusuf, seorang lelaki penggarap sawah miliknya. Salma ternyata tidak sadar, perasaan suka dengan penggarap sawah itu sudah berlangsung sejak lama.

Cerpen "Bunga Kopi". Sumber: Dokpri

Yang ketiga berjudul "Bunga Kopi", terbit di Kompas, 16 April 2000. Cerpen ini menggambarkan adanya rasa kagum luar biasa seorang buruh perkebunan kopi bernama Parno, kepada anak majikannya bernama Jeng Lena.

Kekagumannya seperti sampai ke taraf cinta. Ini terlihat dari Parno yang sering kehilangan sikap di tengah temannya, para buruh, yang begitu gerah dan protes karena keberatan akan kecilnya upah yang diterima. Parno berbeda sendiri dengan sikap itu, terkekang dilema atas cintanya pada Jeng Lena.

Cerpen "Jaring Laba-Laba". Sumber: Dokpri

Terakhir, ada cerpen "Jaring Laba-Laba", masuk ke dalam kumpulan cerpen pilihan Kompas tahun 2004. Ini menjabarkan derita seorang perempuan sebagai korban patriarki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline