Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Kejahatan yang Tidak Terampuni Itu Bernama Jiplakan

Diperbarui: 5 Juli 2020   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plagiat, Sumber: penadiri.com

Jiplakan.

Sebuah kata dalam Bahasa Indonesia yang sudah jarang sekali terdengar, karena di telinga masyarakat, lebih tenar dengan nama populer "plagiat". Bukan plagiasi ya, karena kata ini tidak ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring.

Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri. Nama lainnya, jiplakan. Begitulah KBBI mengutarakannya. 

Kalau di dunia komputer, bisa dipersamakan dengan teknik copy paste, mengopi dan menyalin, kemudian diakhiri dengan penggantian nama si pencipta, menjadi nama si pengkopi.

Nah, contoh nyatanya, masih santer di telinga kita, beberapa waktu yang lalu, peristiwa seseorang yang menjiplak karya orang lain, melalui video bernyanyi di salah satu media sosial. Akhirnya, video itu pun dicabut dari daftar tayangan oleh pemilik media sosial tersebut. Sudahlah, tanpa perlu penulis sebutkan, pembaca pasti sudah tahu namanya.

Kejahatan yang Tidak Terampuni

Ilustrasi Penjahat, Sumber: merdeka.com

Mari kita bayangkan.

Berawal dari ungkapan yang penulis pernah dengar, "Ide itu mahal, Jenderal". Iya, ide dinilai mahal karena susah untuk menemukannya. Contoh sederhananya, bagi yang suka mengamati cara para ilmuwan dalam menemukan ide tentang sesuatu, pasti diawali dengan berpuluh-puluh, beribu-ribu kali, bahkan sampai tidak terhitung,  kegagalan dalam percobaan yang mereka lakukan. 

Mereka berhasil mengalahkan kekecewaan yang ditimbulkan dari kegagalan, dengan semangat pantang menyerah dan terus bereksperimen. Akhirnya, penemuan pun berhasil, memberikan manfaat bagi masyarakat dunia, dan sebagai penghormatan, penemuan tersebut diabadikan sampai selama-lamanya atas nama mereka.  

Di dunia nyata, banyak cara yang ditempuh seseorang untuk mencari ide. Mulai dari memperbanyak membaca buku, mengobrol dan bertukar pikiran dengan sesama, pergi berlibur ke objek wisata, mengerjakan hobi, dan masih banyak lagi. Semua itu pastinya butuh tenaga, waktu, dan biaya. Tidak sedikit malah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline