saya sesungguhnya tidak percaya bahwa negara kita adalah negara "Kuli". arti kata "Kuli" sendiri sangat lah merendahkan martabat kemanusiaan. "Koeli itoe sangat merendahkan setjali". kita percaya para founding father menghendaki Negara yang bernama Republik Indonesia ini menjadi negara yang warga atau rakyatnya bermartabat dan sejahtera lahir batin, tidak ada penjajahan dan unsur penindasan yg dialami oleh rakyat, sebab tujuan berdirinya negara Republik Indonesia sendiri agar rakyat nya memiliki harkat dan martabat kemanusiaannya yang terwujud dengan kesejahteraan yang adil dan beradab. adil berarti tidak mengambil hak orang lain apalagi menindas sesamanya. beradab berarti memiliki etika dan sopansantun dalam hidup bersama orang lain serta berani membela kebenaran dan keadilan untuk kesejahteraan bersama yang sesuai dengan nilai-nilai/norma moral.
sekali lagi saya sendiri tidak percaya bahwa negara kita adalah negara" koeli". tetapi realitasnya negara kita telah menjadi negara "koeli". warga negara kita banyak yang menjadi tenaga kerja di luar negeri, warga negara yang bernama Republik Indonesia ini masih banyak yang menjadi koeli di negaranya sendiri. banyak warga yang menjadi buruh kasar yang memprihatinkan hidupnya. mereka tidak memiliki kebebasan atas hak hidupnya. hidupnya diatur oleh mereka yang memiliki modal/kaya raya.
saya hampir tidak percaya kalau negara ini telah menjadi negara Republik Koeli. terus terang saya sesungguhnya tidak memiliki niat sedikitpun memperolok-olok negara Republik Indonesia yang saya cintai ini. namun saya sendiri kehabisan akal bagaimana lagi untuk mengungkapkan rasa kekecewaan terhadap para pemimpinnya yang dipilih rakyat untuk mengatur dan mengurus republik yang kaya akan sumberdaya alamnya namun menjadi kuli dinegara orang lain bahkan di negara sendiri.
Hal ini lah yang bagi saya tidak masuk akal.....
saya tidak perlu berpanjang lebar untuk berkeluh kesah mengenai negara ini, karena saya sendiri tidak mengerti mengapa negara ini menjadi begitu semraut, mebuat raut wajah....berkerut, pikiran ruwet, hati nyelekit...........
yah,....tidak berlebihanlah kalau kami para kaum terpinggirkan merayakan hari kami sendiri sebagai hari yang mengingatkan kami akan perjuangan hidup sebagai buruh........demikianlah temanku berujar sembari menatap nanar pada dinding tembok kostnya.
busyet.......tukas John dengan kepalan tangannya menonjok kelangit-langit......
mari kita bangkit, berjuang demi martabat kehidupan, kita tidak dapat membiarkan benih penjajahan berkecambah dalam hati nurani bangsa yang bernama Indonesia Raya nan Jaya ini......, mari.........kita bangkit tegakkan tubuh, angkat wajah yang merunduk....tatap wajah-wajah angkuh para begundal.......dan kita akan menang...menang......menang dalam pertarungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI