Lihat ke Halaman Asli

Izzah Nuruz Zakiya

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakart

Warga Rusunawa Marundra Hidup Berdampingan dengan Polusi Buruk yang Dihasilkan oleh Pabrik Batu Bara

Diperbarui: 4 Maret 2024   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: tribunnews.com

"Yang kena banyak, ada Anak-anak kecil dan orang dewasa. awal munculnya gatal itu tidak menentu, bisa di tangan, kaki, wajah, atau sekujur tubuh" Cecep Suptriyadi Warga Rusunawa Maruda

Marundra salah satu kawasan di Jakarta Utara yang masyarakatnya terjepit di tengah banyaknya aktivitas pabrik dan bongkar muat batu bara yang sangat berdampak tinggi terhadap polusi udara, tak hanya itu masyarakat yang tinggal di kawasan Marundra juga mendapat ancaman karena naiknya permukaan air di samudra Jakarta yang bisa kapan saja airnya meluap di permukaan. banyak keluarga yang hidup di rusunawa ini terpaksa menghirup polusi debu batu bara yang semakin hari semakin memburuk keadaannya

Sumber gambar: suara.com

Keberadaan warga yang tinggal di Rusunawa Marundra, Jakarta Utara dimana letak bangunan rusunawa dekat sekali dengan lokasi pabrik Batu Bara sangat mengkhawatirkan keadaanya. 

Banyak warga yang merasakan dampak dari sisa pembakaran batu bara yang dihasilkan oleh pabrik batu bara tersebut. setiap hari udara dan air semakin menjadi komoditi langka, akibat salah arah dari kebijakan pembangunan yang mementingkan pertumbahan ekonomi dengan melupakan lingkungan yang berada di sekitarnya. 

Terdapat 63 warga  mengalami gatal-gatal dengan tingkat keparahan yang beragam, penyebab penyakit gatal-gatal tersebut akibat polusi udara dan debu yang diduga dari limbah batu bara yang dihasilkan.  sebelumnya warga sudah meperiksakan kondisi yang mereka alami ke Puskesmas setempat dan pihak puskesmas pun juga menyatakan bahwa natal-gatal yang dialami karena polusi udara yang sangat parah. 

Sumber gambar: indopos.co.id

Sebenarnya izin lingkungan yang diberikan PT KCN telah dicabut, tetapi ternyata masih banyak aktivitas yang dilakukan di pabrik tersebut seperti keluar-masuknya kapal tongkang yang membawa batu bara di pelabuhan Marunda. 

Dari aktivitas pabrik yang masih saja dilanjutkan tersebut menghasilkan polusi udara dan kepulan asap dari cerobong yang mesh terlihat di dalam kawasan Berikat Nusantara yang dapat menimbulkan polusi udara ke pemukiman warga. Bahkan WHO menyatakan bahwa Kualitas udara di Marundra sudah melewati ambang batas udara yang layak berdasarkan data alat pemantau kualitas udara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline