Tak terasa setahun tlah berlalu dengan sekedipan mata. Meninggalkan jejak-jejak yang itu bisa usang atau untuk dikenang. Berangkai peristiwa yang terjadi menjadi makna tersendiri dengan ragam pahit dan manis.
Di penghujung tahun, tengah malam dinanti tuk berganti hari. Sorak-sorai kegirangan, bersaut dengan suara terompet dan letupan kembang api yang bersautan. Dan setelah itu akan berangsur hening. Beberapa diantaranya masih berlanjut dengan pesta.
Dari tengah malam beringsut menyela diri untuk intropeksi. Adakah yang bisa diperbuat tuk tahun depan ini. Masa lalu tlah berlalu yang berlanjut masa kini tuk harapan di masa depan.
Berbagai resolusi menyambut datangnya tahun baru. Ada yang langsung terucap, dan banyak yang berpikir keras dipaksakan agar kata dapat terkecap. Tapi apa yang terjadi, seperti tahun sebelumnya semua janji diri hanyalah sekadar bualan belaka.
Tahun baru tetaplah dinanti. Ada seberkas harapan untuk dapat menjadi lebih baik lagi. Terlebih oleh beberapa angan yang tak pernah terealisasi. Asa tetap dikobarkan meski ketakutan dan pesimis menggerogoti.
Banyak hal masa lalu tuk diperbaiki yang terlewat begitu saja. Dan tanpa tersadari diri telah menua dengan menyiakan waktu yang tersisa. Segala kesalahan masih bisa terhapuskan dengan adanya hari di depan sana.
Datangnya mentari di ufuk timur adalah penanda memulai hari. Pagi adalah untuk menoreh awal tuk melangkah. Dengan besar harapan di tahun baru tuk dapat menepati resolusi diri walau secercah. Selamat datang 2018.
Malang, 31 Desember 2017