Lihat ke Halaman Asli

Hery Supriyanto

TERVERIFIKASI

Warga net

Menunggu Pagi Esok [2018]

Diperbarui: 31 Desember 2017   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi di Larantuka. Dok pribadi

Tak terasa setahun tlah berlalu dengan sekedipan mata. Meninggalkan  jejak-jejak yang itu bisa usang atau untuk dikenang. Berangkai peristiwa  yang terjadi menjadi makna tersendiri dengan ragam pahit dan manis.

Di  penghujung tahun, tengah malam dinanti tuk berganti hari. Sorak-sorai  kegirangan, bersaut dengan suara terompet dan letupan kembang api yang  bersautan. Dan setelah itu akan berangsur hening. Beberapa diantaranya  masih berlanjut dengan pesta.

Dari tengah malam beringsut menyela  diri untuk intropeksi. Adakah yang bisa diperbuat tuk tahun depan ini.  Masa lalu tlah berlalu yang berlanjut masa kini tuk harapan di masa  depan.

Berbagai resolusi menyambut datangnya tahun baru. Ada yang  langsung terucap, dan banyak yang berpikir keras dipaksakan agar kata  dapat terkecap. Tapi apa yang terjadi, seperti tahun sebelumnya semua  janji diri hanyalah sekadar bualan belaka.

Tahun baru tetaplah  dinanti. Ada seberkas harapan untuk dapat menjadi lebih baik lagi.  Terlebih oleh beberapa angan yang tak pernah terealisasi. Asa tetap  dikobarkan meski ketakutan dan pesimis menggerogoti.

Banyak hal  masa lalu tuk diperbaiki yang terlewat begitu saja. Dan tanpa tersadari  diri telah menua dengan menyiakan waktu yang tersisa. Segala kesalahan  masih bisa terhapuskan dengan adanya hari di depan sana.

Datangnya  mentari di ufuk timur adalah penanda memulai hari. Pagi adalah untuk  menoreh awal tuk melangkah. Dengan besar harapan di tahun baru tuk dapat  menepati resolusi diri walau secercah. Selamat datang 2018.

Malang, 31 Desember 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline