Lihat ke Halaman Asli

Heru Sudrajat

pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Gaduh Nelayan 1 dan Nelayan 2 Sungailiat, Terkait KIP Operasi di Bibir Pantai

Diperbarui: 26 Januari 2020   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sungailiat.

Warga nelayan 1 dan nelayan 2 Sungailiat, Bangka gaduh terkait operasi KIP (Kapal Isap Produksi) yang mengeruk timah dibibir pantai. Pasalnya KIP sangat mengganggu aktivitas nelayan mencari ikan. 

Di sisi lain alur muara  jadi dangkal dan para nelayan kesulitan bergerak. Pendangkalan terjadi karena  bekas cucian timah dari KIP menumpuk dan mengganggu alur muara.

dokpri

Menurut Hasan Ketua RT 4 Nelayan 2, bahwa pengoperasian KIP sudah mendekati bibir pantai dan hal itu sangat mengganggu. Seharusnya KIP beroperasi 2 mil dari bibir pantai, tapi fakta dilapangan KIP berada 200 meter dari bibir pantai, "Kalau KIP tetap beroperasi, kita nelayan akan mengusir. Di sisi lain suara KIP bising. Jelas adanya pengoperasian KIP dibibir pantai sangat mengganggu keluar masuknya nelayan melaut," ujarnya, ketika ditemui dilokasi, lingkungan pantai nelayan 2,  Minggu (26/01/2020)

Apa yang dilontarkan Hasan, senada dengan nelayan lain. Seperti Robi warga nelayan I mengungkapkan,  bahwa limbah cucian timah dari KIP menimbulkan gundukan dan hal itulah yang mengganggu nelayan melaut, 

"Jadi kita berharap pemerintah harus bisa mengatasi pendangkalan dan benar-benar dikeruk. Saya serius minta pemerintah mengeruk alur muara," tuturnya.

Hal itu juga dikatakan Yusup warga nelayan bahwa diminta agar pengoperasian KIP jangan dekat dengan bibir pantai."Kalau dekat seperti sekarang ini jelas mengganggu nelayan,"harapnya. (heru sudrajat).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline