Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gaduh Nelayan 1 dan Nelayan 2 Sungailiat, Terkait KIP Operasi di Bibir Pantai

26 Januari 2020   21:48 Diperbarui: 26 Januari 2020   21:51 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungailiat.

Warga nelayan 1 dan nelayan 2 Sungailiat, Bangka gaduh terkait operasi KIP (Kapal Isap Produksi) yang mengeruk timah dibibir pantai. Pasalnya KIP sangat mengganggu aktivitas nelayan mencari ikan. 

Di sisi lain alur muara  jadi dangkal dan para nelayan kesulitan bergerak. Pendangkalan terjadi karena  bekas cucian timah dari KIP menumpuk dan mengganggu alur muara.

dokpri
dokpri
Menurut Hasan Ketua RT 4 Nelayan 2, bahwa pengoperasian KIP sudah mendekati bibir pantai dan hal itu sangat mengganggu. Seharusnya KIP beroperasi 2 mil dari bibir pantai, tapi fakta dilapangan KIP berada 200 meter dari bibir pantai, "Kalau KIP tetap beroperasi, kita nelayan akan mengusir. Di sisi lain suara KIP bising. Jelas adanya pengoperasian KIP dibibir pantai sangat mengganggu keluar masuknya nelayan melaut," ujarnya, ketika ditemui dilokasi, lingkungan pantai nelayan 2,  Minggu (26/01/2020)

Apa yang dilontarkan Hasan, senada dengan nelayan lain. Seperti Robi warga nelayan I mengungkapkan,  bahwa limbah cucian timah dari KIP menimbulkan gundukan dan hal itulah yang mengganggu nelayan melaut, 

"Jadi kita berharap pemerintah harus bisa mengatasi pendangkalan dan benar-benar dikeruk. Saya serius minta pemerintah mengeruk alur muara," tuturnya.

Hal itu juga dikatakan Yusup warga nelayan bahwa diminta agar pengoperasian KIP jangan dekat dengan bibir pantai."Kalau dekat seperti sekarang ini jelas mengganggu nelayan,"harapnya. (heru sudrajat).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun