Lihat ke Halaman Asli

Heru Sudrajat

pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Menunggu Malam Tersenyum Manja

Diperbarui: 16 September 2018   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Biarkan malam bergerak sendirian mengitari kehidupan.

Jangan diganggu, apalagi disentuh.

Meski hati gatal tak ketulungan.

Dan pikiran terus mengusik, bertanya tentang bulan kasmaran yang kelabakan.

Tapi malu menampakkan diri, sembunyi diantara puisi malam ini.

Yang menuturkan tentang dewi Arimbi, Srikandi, yang selalu kegerahaan menahan patah hati.

Hanya lirih menembangkan lagu lama asmaradana, membungkam sepinya malam.

Sementara diawal malam, tertanggal lembaran-lembaran kisah nyangkut diranting-ranting kerangka mimpi yang dibangun sepenuh hati.

Sepertinya tak perlu lagi menanyakan tentang datangnya cinta. Karena tak ada yang tahu kapan rindu membeku.

Kita hanya sering bertatapan, lewat angan-angan maya. Lalu membagi cerita tentang ruwetnya membongkar satu-satu perjalanan lama.

Sungguh lelah menunggu malam tersenyum manja.

Sungailiat, Bangka 16 September 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline