Lihat ke Halaman Asli

Heru Subagia

Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

Penjahat dan Perampok Negara Lebih Suka Sistem Proporsional Tertutup

Diperbarui: 8 Januari 2023   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laboratorium Politik Akademis Fisipol UGM .Dok.Pribadi


"Pertanyaanya,Partai Kamu dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka,kok beraninya Kamu getol dukung Sistem Pemilihan Proporsional Tertutup?" Apa Sampeyan tidak takut dibinasakan oleh Ketua Partai-Mu?". Ngeri juga untuk menjawabnya.

Saya hanya bilang, "Bagi Kami masuk politik itu karena passion dan ajakan suara hati.  Ada banyak ide gila dan radikal yang kita gagas dan perjuangankan, ide dan gagasan serta kepercayaan yang ingin kita sampaikan sebagai wacacana atau dialog publik terbatas. Kita menginginkan proses dan tindakan serta sikap politik kita mencerminkan seorang kenegarawaan dari sekedar politisi amatiran atau abal-abal".

"Trus, sebenarnya hubungan sistem pemilu yang dipakai mempengarui suplai negarawan, di mana letak subtansi ikatan dan relevansinya dengan kenegarawanan?"

Mari kita cerna secara bijak atau memakai kaca mata dimensional, rasionalitas kita untuk membuka cakrawala  berfikir luas dan mendalam ,bagaimana proses politik sangat erat dengan proses awal lahirnya binbit-bibit kenegarawan.

Menuruta kaidah ilmu politik,salah satu tujuan didirikan partai politik adalah mencetak kader dengan serangkaian proses internal partai dan interaksinya sehingga kader tersebut tercetak sebagai kader ideologis yang akan membawa pesan dan sekaligus bertindak sebagai aktor politik aktif. Dan selanjutnya  menjalankan roda organisasi, mengorganisasikan dan manajemen konflik  (agregasi),memproses dn mengendalikan (artikulasi) dan juga melakukan evaluasi secara periodik. Kader yang sudah berpengalaman juga mempunyai tugas lanjutan yakni mengkader anak didik baru dalam paket proses kaderisasi internal partai yang berjenjang.

Parpol Ideologis

Dalam tugas yang luas dan mendalam,partai politik berkewajiban mencetak dan melhirkan negarawan. Proses yang dibutuhkan untuk mencetak satu negarawan dibutuhkan komitmen dan kepatuhan ideologis universal. Artinya kader yang akan diciptakan untuk negarawan sudah final sebagai kader dengan rating intrgritas tinggi,komitemen diri yang tangguh dan daya intelektualitas mumpuni. Kecerdasannya sudah melampau teori dan praktek politik biasa. 

Menempatkan dirinya sebagai bagian agen perubahan dan pemberdayaan yang kepatuhan tugas dan fungsinya bukan ke tua partai atau partai tetapi memiliki kedaulatan dan wewenang penuhuntuk tunduh kepada supremasi hukum dan UUD negara. 

Tugas negarawan bukan lagi pengurus atau pelayan partai tetapi sudah menjadi hamba negara,kepatuhan dan loyalitasnya sudah terkoneksitas dengan kelekatan ideologi bangsa dan negara.  Seorang politisi negarawan sudah berhasil bersetubuh dengan ideologi negara.

Nah,bagaimana partai dapat memulai proses penjaringan,kaderisasi, monitoring dan evaluasi bagi siapa saja yang akan dijadikan negarawan ? Sudah siapkan partai dan elite partai sadar dan memahaminya bahwa partai politik bukan hanya sebagai mesin mencapai kekuasaan tetapi lebih dari itu partai politik adalah bagian inti software dan hardware-nya negara. Parpol adalah bagian stage holder yang dimiliki negara,menjadi bagian tak terpisahkan dari akar dan batang tubuh negara.

Lantas apa hubungan sistem pemilihan pemilu dengan pencetakan negarawan? Bagaimana proses berfikir dan alur perencanaan dan kebijakan serta implementasinya di partai politik?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline