Lihat ke Halaman Asli

#KaburAjaDulu: Antara Resah dan Asa Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 25 Februari 2025   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#KaburAjaDulu: Antara Resah dan Asa Indonesia Emas 2045 (Sumber: Tangkapan Layar)

Tagar #kaburajadulu yang menggema di jagat maya bukanlah sekadar gurauan anak muda semata. Ia adalah representasi keresahan yang mendalam, sebuah potret buram dari sulitnya kaum muda Indonesia dalam menemukan pekerjaan dan meraih kehidupan yang layak di tanah airnya sendiri. Tagar ini, layaknya alarm, mengingatkan para penguasa untuk tidak alpa terhadap nasib dan masa depan generasi penerus bangsa, generasi yang memiliki potensi dan talenta yang siap untuk dikembangkan.

Menelisik Fenomena "Brain Drain" dan Diaspora Indonesia: Antara Kehilangan dan Potensi yang Terpendam

#kaburajadulu adalah manifestasi nyata dari fenomena "brain drain", dimana sumber daya manusia berkualitas tinggi memilih untuk mengadu nasib di negeri orang karena minimnya peluang yang tersedia di Indonesia. Banyak talenta muda Indonesia yang memiliki keahlian dan keterampilan mumpuni, namun harus berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Pada akhirnya, mereka terpaksa memilih untuk mencari peruntungan di negara lain, di mana mereka merasa lebih dihargai dan diapresiasi atas kemampuan yang mereka miliki.

Fenomena ini juga berkaitan erat dengan keberadaan diaspora Indonesia, yaitu para WNI yang tinggal dan bekerja di luar negeri. Sebagian dari mereka adalah para profesional muda yang telah sukses meniti karir di bidangnya masing-masing. Mereka menikmati kehidupan yang nyaman di negara lain, dengan gaji yang besar dan fasilitas yang terjamin. Namun, di balik kesuksesan mereka, terdapat ironi yang mendalam, karena mereka tidak dapat berkontribusi secara langsung terhadap pembangunan Indonesia, negara yang seharusnya menjadi tempat mereka mengabdi dan berkarya.

Ironi di Balik Mimpi Indonesia Emas 2045: Mungkinkah Hanya Tinggal Kenangan?

Jika fenomena #kaburajadulu dan "brain drain" terus berlanjut tanpa ada solusi yang konkret, mimpi Indonesia Emas 2045 bisa jadi hanya akan menjadi angan-angan belaka. Bagaimana mungkin Indonesia dapat mencapai kemajuan yang pesat jika generasi mudanya yang produktif dan bertalenta justru menjadi tulang punggung pembangunan negara lain?

Pemerintah perlu segera mengambil tindakan yang serius untuk mengatasi permasalahan ini. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan: Pemerintah perlu memastikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki pendidikan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.

  2. Menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak: Pemerintah perlu mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak bagi generasi muda, sehingga mereka memiliki pilihan yang lebih beragam untuk berkarir.

  3. Memberikan apresiasi yang lebih baik bagi talenta muda: Pemerintah perlu memberikan insentif dan penghargaan yang setimpal bagi talenta muda yang berprestasi, agar mereka termotivasi untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

  4. Memperbaiki birokrasi dan tata kelola pemerintahan: Birokrasi yang efisien dan transparan akan menciptakan iklim investasi yang kondusif, sehingga investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan membuka lapangan kerja baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline