Lihat ke Halaman Asli

Hasil Karya Inovatif Dari Tim PKM-KI Wearable Teach Assistance Unimed Dalam Memaksimalkan Pembelajaran Bagi Anak Down Syndrome

Diperbarui: 13 Oktober 2025   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PKM-KI Wearable Teach Assistance Universitas Negeri Medan/Pribadi

Tantangan utama dalam pembelajaran anak dengan Down Syndrome adalah kesulitan menjaga fokus dan memahami informasi yang diberikan. Tanpa dukungan alat pemantau aktivitas otak secara langsung, guru sering kali hanya mengandalkan pengamatan biasa yang bersifat subjektif. Karena itu, dibutuhkan perangkat berbasis Electroencephalography (EEG) yang mampu mengirimkan data gelombang otak (brainwaves) secara real-time kepada guru, sehingga kondisi kognitif anak dapat dimonitor dengan lebih akurat. Menjawab kebutuhan tersebut, hadir inovasi Wearable Teach Assistance sebagai solusi cerdas dalam memantau respons dan tingkat fokus pelajar Down Syndrome melalui integrasi teknologi EEG.

Tim PKM-KI Wearable Teach Assistance Universitas Negeri Medan (Unimed) berhasil mengembangkan alat ini dengan tujuan meningkatkan efektivitas proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Perangkat ini memungkinkan guru dan orang tua memahami kondisi belajar anak secara lebih objektif dan terukur, sehingga strategi pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.

Pengembangan alat ini dipimpin oleh Fransisco Dinata Siregar selaku ketua tim, bersama anggota Raffi Hidayat, M. Refi Firmah, Adrian Daulay, dan Jenneri Arbinto Toraja Sitepu. Dengan dosen pendamping Bapak Tri Andri Hutapea, S.Si., M.Sc. Kolaborasi ini menghasilkan teknologi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga ramah pengguna, nyaman dipakai anak, serta mudah dioperasikan oleh guru maupun orang tua.

Dengan adanya Wearable Teach Assistance, proses belajar anak berkebutuhan khusus kini dapat dimonitor secara lebih ilmiah dan adaptif. Inovasi ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam penerapan teknologi berbasis EEG di dunia pendidikan, membuka peluang baru bagi pembelajaran yang lebih inklusif, efisien, dan berorientasi pada kebutuhan individual setiap peserta didik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline