Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Di Hamparan Sepi Ditikam Sunyi

Diperbarui: 9 November 2020   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Di Hamparan Sepi di Tikam Sunyi

Nun di kejauhan pencakar langit
bermandi cahaya terang
lampu-lampu setiap lantai
masih menyala hanya sebagian padam

Malam ini tak nampak kilau bintang
tertutup awan kelam nan suram
bulan sembunyi di punggung malam
enggan merekahkan senyuman

Menatap bayangan di air
tak ubahnya cermin memantul
kian mempertegas keindahan
terpampang nyata di depan mata

Namun tidak bagi Indra-ku, Rasa-ku
kurasakan sepi membunuhku
serasa terdampar di hamparan sepi
tiada bertepi dan tak ada sesiapa di sini

Rasa sepi yang menelusup kisi-kisi hati
mendekap erat tak kunjung enyah
dari atma yang jauh berkelana
guna temukan penawar hati lara

Sunyi tak ada senandung serangga malam
mencipta orkestra kesedihan menyayat hati
hanya silir angin membelai lembut
rambutku yang panjang tergerai

Meniup serta menyibak sederet poniku
tak ubahnya tirai bertengger di kening
terurai helai demi helai di hembus bayu
jatuh, luruh dan akhirnya terkulai

Aku di tikam Belati sepi teteskan getih nyeri
terkapar dan lunglai seakan mati rasa
tatap mata menatap nanar sekitar
yang ada hanya selubung hampa

Mengikat erat jiwa dalam kesepian abadi
mendekam selamanya di sana tak jemu
dan tak kunjung pergi dari jiwa
yang di dera letih teramat sangat

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 09 November 2020 | 00:13






BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline