Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Secangkir Kopi Pereda Nyeri

Diperbarui: 8 Juli 2020   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source | cofeamithjkt

Secangkir Kopi Pereda Nyeri

Kita duduk satu meja
seraya menanti Barista tampan
dengan tato di lengan
meracik kopi pesanan

Kita berbincang sesaat
sambil menunggu kopi terhidang
dengan kepulan asap disertai
aroma khasnya menyeruak rongga hidung

Tak lama berselang pesanan datang
aku memesan secangkir kopi pereda Nyeri
terasa pahit di ujung lidah
namun tak seberapa pahit alur hidupku

Senada dgnku kaupun memesan kopi yg sama kopi pahit agak kental
di campur sedikit gula
lebih dominan rasa pahitnya

Tak seberapa pahit
di banding perjalanan hidup
yang tak menyaji kemudahan
bagi jejak langkahmu

Aroma kopi yang kuat
menguar dipenciuman
menggugah hasrat
di antara genangan pekat

Bibirbibir kita mendarat
mencium tepian cangkir menyaji kopi hangat
sehangat bincang kita malam ini
yang diselingi tawa renyah

Lama kita berbincang di Kedai Kopi
tanpa kenal basa basi
bebas menjadi diri sendiri
sejenak lupakan nyeri menusuk di hati

Kita bersulang untuk
Secangkir Kopi Pereda Nyeri
untuk harihari berpeluh
yang kita lalui tanpa keluh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline