Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Seks Tidak Perlu Ditabukan

Diperbarui: 7 Oktober 2021   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seks proses evolusi

Ketika seks ditabukan, maka kita telah menutup diri terhadap sesuatu yang lebih tinggi, proses siklus kehidupan. Kehidupan bukanlah lineair bukan proses berupa garis lurus. Segala sesuatu di alam benda ini memiliki proses bagaikan lingkaran. Selalu berulang sehingga tidak berawal tidak pula berakhir. Semuanya hanyalah pengulangan, silakan baca ini.

Bila seks dilarang, untuk apa diciptakan oleh Keberadaan atau Tuhan? Leluhur kita dari dulu sudah memahami bahwa seks tidak perlu ditabukan. Dengan memahami bahwa seks sebagai satu bagian dari siklus penciptaan, maka kita bisa menghargainya.

Selama ini yang ada dalam pikiran kita seks hanyalah sekedar kenikmatan duniawi. Begitu dangkal pemahaman kita. Tanpa adanya hubungan antara pria dan wanita, maka tidak ada penciptaan.

Selama kita hanya melihat bagian dari luar, maka yang tampak hanyalah perbedaan.

Kearifan Nusantara

Peninggalan berupa candi Sukuh dan Cetho yang terletak di kaki Gunung Lawu, tidak begitu jauh dari kota Solo mengungkapkan rahasia proses kehidupan.

Relief pada candi Sukuh banian dimaknai secara juran telar. Dianggap sebagai candi porno. Para ahli yang memahami secara lebih dalam bisa mengerti bahwa sesungguhnya candi Sukuh dan Cetho meninggalkan suatu warisan bagaimana proses perjalanan roh setelah meninggalkan tubuh kasarnya.

Ke dua candi tersebut merupakan peninggalan yang beda dengan candi-candi lainnya. Candi selain Cetho dan Sukuh berupa area untuk pemujaan atau ritual, sedangkan Sukuh dan Cetho merupakan laboratorium pembelajaran mengenai terjadinya siklus kehidupan.

Peninggalan sejenis

Banyak bentuk yang ada kemiripan antara yang jauh di Meksico, peninggalan Suku Maya. Salah satunya bentuk piramida terpancung. Bentuk ini terdapat di candi Sukuh juga di peninggalan purbakala Suku Maya. Demikian juga bentuk ukiran manusia bersayap, pada ukiran peninggalan Mesir sangat mirip dengan yang ada di candi Sukuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline