Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Cerpen: Hari Kemarin

Diperbarui: 25 Januari 2021   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto by Pixabay

Di balik paras cantik Mikayla Angela, seperti tersimpan sejuta misteri sehingga saat dia tersenyumpun kadang aku melihat ada garis duka yang dalam. Ada nestapa yang tersimpan berkepanjangan. Seakan menyandera kebahagiaannya.

Lamunan dari seorang Hendarno Al Ghufron. Aku baru tersadar dari lamunanku ketika Mikayla menegurku. 

"Hei Mas Hendar! Kenapa jadi melamun?" Tanya Mikayla.

"Oh iya maaf Kayla. Aku bukan, bukan sedang melamun tapi merenung."

"Apa yang kamu renungkan Mas?"

"Aku berfikir bahwa Tuhan selalu ada dan hadir dalam seluruh masalah yang kita hadapi. Tidak ada satu perkarapun yang menjadi solusi kecuali dengan campur tanganNya" Kataku berfilosofi.

"Ya Mas. Aku juga yakin Tuhan selalu hadir dalam semua kejadian yang kita alami. Misalnya aku ditakdirkanNya bisa berkenalan dengan mas Hendar."

"Betul Kayla. Aku pertama kali melihatmu di Halte depan Kampus itu!"

"Aku juga Mas. Saat itu aku mempunyai firasat bahwa aku akan bertemu dengan seorang Pria yang baik, ramah, sopan dan hormat kepada wanita," kata Mikayla dan kulihat raut wajahnya mulai mendung, matanya berkaca-kaca.

BACA JUGA : Tiffany Bicara Mikayla

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline