Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Tentang Insiden Laga Persib vs Persija Ini Kata Komisi Disiplin PSSI

Diperbarui: 28 Juli 2017   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Herry Setiawan Caretaker Pelatih Persib (Foto Febrian Fachri/Republika.co.id)

Duel klasik Persib vs Persija yang berlangsung pada 22 Juli 2017 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api harus berakhir dengan skor kaca mata alias draw. Tentu saja hasil ini sangat merugikan tuan rumah Persib karena target yang ingin dicapai adalah mendulang 3 poin penuh. Sejauh ini hingga pekan ke 16 Persib masih tertahan di posisi 14 dalam klasemen sementara dengan nilai 21 poin.

Memang selain kehilangan poin. Persib juga harus mulai bersiap untuk kemungkinan menerima sanksi dari Komdis PSSI sehubungan dengan terjadinya insiden oleh ulah para oknum pendukung Persib yang menimpa pemain dan official Persija.

Komisi Disipilin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI), dalam waktu dekat akan segera bersidang. "Komdis menyidangkan rata-rata ada 18 sampai 20 kasus setiap pekannya. Itu terlalu banyak. Itu menunjukkan sepak bola kita, belum sehat dan dewasa. Kalau diperhatikan, dalam setiap memberikan keputusan yang berulang, Komdis pasti mengakumulasi sanksinya agar lebih berat," kata Dwi Irianto, salah satu anggota Komdis PSSI seperti dilansir Republika.co.id (23/07/2017).

Kasus-kasus yang terjadi di Liga 1 dan Liga 2 tersebut menunjukkan belum kondusifnya penghelatan kompetisi sepakbola di Indonesia. Hal ini juga indikasi bahwa para supporter dari klub-klub belum memahami hakekat dan arti sebagai pendukung setia klub. Maksud hati mendukung klub namun yang terjadi justru merugikan klub karena terkena sanksi dan denda jutaan rupiah.

Berbicara tentang pembinaan supporter yang harus dilakukan oleh klub sejauh ini gaungnya semakin tidak terdengar. Fakta yang terjadi sekarang adalah masih sering terjadi insiden-insiden dalam stadion misalnya pelemparan sesuatu ke arah lapangan terutama ditujukan kepada pihak lawan. Penyalaan flare saat pertandingan berlangsung.

Tentu saja hal ini akan mengganggu jalannya pertandingan. Termasuk bentrok secara langsung antar oknum supporter masih kerap sering terjadi. Bukti bahwa pembinaan mereka masih nihil dilakukan oleh klub adalah hingga saat ini perseteruan antara Jakmania dan Bobotoh masih belum ada solusi terbaiknya bagi mereka.   

Harus diakui persoalan supporter sepakbola bukan hal yang sederhana. Sangat penting adanya kerjasama antara aparat keamanan, klub dan federasi dan para komunitas supporter sepakbola. Hal ini dilakukan untuk mengeliminir ulah para oknum yang sering kali merugikan nama baik klub mereka sendiri.

Semoga bersatunya suporter sepakbola Indonesia bukan hanya sekedar mimpi dan slogan yang tidak memiliki makna apa-apa.

Bravo Supporter Sepakbola Indonesia. Bravo Merah Putih.

#hensa Senin 24 Juli 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline