Lihat ke Halaman Asli

Hennie Triana Oberst

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling dan budaya

Kontainer Botol Kaca dan Pengelolaan Limbahnya di Jerman

Diperbarui: 23 September 2021   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontainer pembuangan botol kaca | Foto: pixabay/Antranias

Sudah penuh boks tempat menampung botol-botol kosong yang terletak di pojok halaman belakang rumah kami. Waktunya untuk membuang ke kontainer tempat penampungan botol bekas yang letaknya tidak jauh. Cukup mengemudi sekitar 3 menit saja dari rumah. 

Di Jerman, pemilahan sampahnya cukup detail. Jenis sampah harus dipisah dan dibuang pada tempat yang tepat. Begitu juga dengan botol dan kemasan berbahan kaca tidak bisa sembarangan dibuang.

Botol kaca seperti botol air mineral, jus, dan bir yang dapat dipakai berulang dapat dikembalikan melalui mesin automat. 

Mesin pengembalian botol ini tersedia di setiap supermarket. Setiap botol memiliki nilai tukar (biasa dikenal dengan sebutan Pfand = deposit) sebesar 8 hingga 15 sen. 

Sebetulnya, pengembalian botol seperti ini, sejak dulu sudah biasa dilakukan di Indonesia, khususnya di Medan yang saya kenal sejak kecil.

Botol minuman dan botol kecap bisa dikembalikan ke kedai. Nilai tukar botol ini akan dikurangkan ke barang yang akan dibeli berikutnya. 

Namun, kebiasaan ini lambat laun berubah dan menghilang seiring bergantinya kemasan berbahan kaca menjadi bahan plastik. 

Botol kaca bekas yang bisa didaur ulang | Foto: pixabay/congerdesign

Daur ulang botol kaca

Bagaimana dengan botol kaca sekali pakai yang tidak memiliki Pfand? Meskipun tidak memiliki nilai tukar, botol-botol kosong ini masih banyak gunanya dan dapat didaur ulang. Oleh sebab itulah wadah dari bahan gelas ini harus dibuang ke dalam kontainer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline