Lihat ke Halaman Asli

Hennie Engglina

TERVERIFIKASI

Pelajar Hidup

Mengurung Allah di Dalam Agama

Diperbarui: 27 Januari 2019   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber:wallpapercave

Terkadang, tanpa disadari, manusia mau "mengurung Allah" di dalam agamanya sendiri seolah Allah tidak ada di luar agamanya. Betapa kecilnya "Allah" itu, jika Ia hanya ada untuk manusia agama itu.

Hanya ada satu Allah, yakni Allah Pencipta, Allah Yang Esa. Allah Pencipta adalah Allah manusia beragama Islam, Allah manusia beragama Kristen, Allah manusia beragama Buddha, Allah manusia beragam Hindu, Allah manusia beragama Konghucu, bahkan Allah manusia Atheis! 

Orang Atheis itu yang tidak percaya bahwa Allah ada, tetapi bukan berarti Allah benar tidak ada. Sekalipun manusia Atheis itu tidak percaya Allah ada, Allah tetap ada! 

Bahkan, sekalipun seluruh isi bumi ini berisi manusia tidak beragama, Allah tetap ada. Allah bukan baru ada karena agama ada. Justru agama ada supaya manusia tahu Ia ada.

Allah baik bagi semua manusia. Allah adil bagi semua manusia. Allah mengasihi semua manusia. Allah itu Mahabesar.

Ketika Ia harus mendidik manusia, Allah menghajar manusia seperti seorang ayah mendidik anak-anak-Nya. Semua pernah dihajar karena semua dikasihi-Nya, tanpa memandang agama.

Begitu juga dengan surga. Sebelum manusia diciptakan, bahkan sebelum dunia diciptakan, surga itu ada. Karena surga adalah tempat kediaman-Nya. Jadi surga bukan baru dibangun ketika agama-mu/ku sudah ada. 

Itu bukan surga-ku, juga bukan surga-mu. Bukan pula surga agama-ku, juga bukan surga agama-mu. Itu surga-Nya Allah. Bukan surga-Nya agama.

Agama ada untuk mengajarkan manusia menjadi manusia yang berkenan kepada-Nya. Tujuan dari adanya agama adalah pertobatan manusia dari perbuatan jahat yang mendatangkan dosa bagi dirinya supaya manusia itu masuk surga.

Jadi, agama harus mencetak manusia yang layak masuk surga. Agama ada untuk menyiapkan manusia bertemu dengan Sang Pencipta-Nya di penghakiman terakhir.

Itu bukan persidangan agama-agama, melainkan persidangan manusia dan Pencipta-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline