Lihat ke Halaman Asli

Jarak & Rindu Menyatu di Bukber Virtual

Diperbarui: 25 April 2021   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto : kumparan.com

Seiring perkembangan Teknologi Informasi, penggunaan berbagai alat gadget telah menjadi hal yang biasa dalam masyarakat. Didukung juga dengan pandemi COVID19 yang masih belum menunjukkan tanda akan berakhir.

Mungkin kita memang harus terbiasa dengan tatanan hidup yang baru. Agar selalu menggunakan standar protokol kesehatan dimanapun kita berada.

Begitu pula dengan kebiasaan berbuka puasa bersama atau yang biasa dikenal dengan istilah "bukber."

Semakin tinggi teknologi semakin tinggi virus yang berkembang mungkin itu yang terjadi pada saat sekarang. Namun, pasti ada hikmah dibalik setiap musibah. 

Ketika ruang gerak kita sebagai makhluk sosial dibatasi dengan adanya bahaya virus yang tak kasat mata, telah hadir gadget dan aplikasinya yang sangat memudahkan kita untuk berkomunikasi secara jarak jauh.

Pemakaian Googgle Meet, Zoom, Skypee, WhatsApp, dan sejenisnya dapat kita jadikan sarana teleconference. Dalam konteks yang paling sederhana, pemanfaatan video call yang ada di WhatsApp lebih familiar di masyarakat.

Pada pelaksanaan bukber secara virtual, ada beberapa prosedur yang perlu dilakukan. Mulai dari menentukan beberapa kontak yang akan diajak, jenis menu yang disediakan, penataan tempat, penampilan, dan sebagainya yang secara garis besar hanya untuk menunjang nilai estetika.

Dalam hal ini, saya tidak ingin mengulas tentang prosedur bagaimana mengadakan bukber virtual. Namun, saya lebih menekankan pada nilai esensi dari pelaksanaan bukber secara virtual itu sendiri. 

Menurut saya, bukber virtual akan terlihat lebih alami dan apa adanya tanpa harus memberikan kesepakatan menu apa yang akan disajikan. 

Dengan mengajak saudara, tetangga, atau teman bervirtual secara insidental kita dapat mengetahui kondisi riil yang ada pada mereka.

Dari sini, kita bisa membangun empati dan simpati terhadap saudara atau orang lain di sekitar kita. Saya yakin, tidak semua memiliki kondisi yang sama. Jadi, momen ini sangat tepat untuk berbagi keberkahan dan meningkatkan rasa kepedulian kita pada yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline