Lihat ke Halaman Asli

Pandemi dan Ramadhan, Nasihat Mujarab bagi Kaum Wanita

Diperbarui: 14 April 2021   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ketika terdengar bunyi adzan Isya'...

"Maskernya sudah dipakai adik, kakak, ayah?"tanya Bu Desi mengingatkan anggota keluarganya sebelum berangkat sholat tarawih malam ini. Sudah dua kali bulan Ramadhan, pandemi masih saja belum selesai. Semua mulai terbiasa sholat berjamaah di masjid atau musholla dengan menggunakan masker. "Beres, Bunda !"seru si adik sambil merapikan ujung kepala mukenahnya.

"Kakak, tarawih di masjid atau musholla?" tanya Pak Arifin kepada putra sulungnya. "Di masjid saja, Yah. Cepat selesainya," balas si kakak sambil melangkahkan kakinya ke masjid, sementara adik dan kedua orang tuanya berangkat menuju ke musholla.

Para jamaah yang akan mengikuti sholat Tarawih di musholla sudah cukup banyak. Apalagi jarak antara shaf yang satu dengan yang lain lumayan lebar. "Bun, sebelum pandemi, kita kan harus merapatkan shaf agar tidak dimasuki dengan setan di tengahnya. Nah, kalau sekarang malah justru harus ada jarak. Lalu bagaimana dengan setannya?" tanya si adik kepada bunda sembari menunggu sholat Tarawih dimulai.

"Adik, lihat apa ini? " tanya bunda sambil menunjukkan maskernya. "Ya pasti, maskerlah, Bun." Jawab adik. "Itu artinya, kita harus berlatih untuk tidak membicarakan hal-hal yang kurang penting di saat menunggu waktu sholat. Paham?" balas bunda sambil menatap adik dengan penuh makna.

Sholat Tarawih baru saja dimulai ketika tiba-tiba hidung Bu Desi terasa gatal hingga tidak kuat lagi untuk menahan bersin. Hingga akhirnya....ha...ching...bersin juga. Setelah mengucapkan salam di akhir rokaat, terdengar suara...ha...ching....ha...ching...,kali ini bersinnya malah dua kali atau bahkan lebih.

Hawa dingin malam rupanya telah membuat alergi dingin Bu Desi kambuh. Seketika itu juga, Bu Desi menjadi salah tingkah karena menjadi pusat perhatian para jamaah perempuan yang lainnya. Bahkan jamaah (tetangga) yang berada di sebelah Bu Desi tampak agak cemas. Wajar saja, di tengah pandemi seperti ini, kaum perempuan biasanya memiliki phobia yang agak berlebihan. 

Beruntungnya, Bu Desi selalu membawa hand sanitizer kemanapun dia berada. "Ya Allah, baru bersin seperti ini saja mereka khawatir dan melihat orang yang bersin seperti membawa dosa. 

"Padahal kaum perempuan suka sekali membuat dosa dan kesalahan. Menggibah tetangga, membantah dan cerewet kepada suami, memarahi anak,dan bahkan ikut nyinyir di sosial media,"gumamnya dalam hati.

Suatu sore...

"Nanti kita akan berbuka dengan menu apa, Bun? Lama kita tidak pernah lagi makan di luar," kata Kakak. "Bunda sudah menyiapkan masakan di rumah. Bahan dibeli dari warung mlijo Bu Endang. Biar aman dan bersih. Tidak ramai dan banyak orang seperti di pasar,"jelas bunda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline