Mohon tunggu...
Heni Pristianingsih
Heni Pristianingsih Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Mencari inspirasi hidup melalui kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Pandemi dan Ramadhan, Nasihat Mujarab bagi Kaum Wanita

14 April 2021   16:01 Diperbarui: 14 April 2021   16:06 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ketika terdengar bunyi adzan Isya'...

"Maskernya sudah dipakai adik, kakak, ayah?"tanya Bu Desi mengingatkan anggota keluarganya sebelum berangkat sholat tarawih malam ini. Sudah dua kali bulan Ramadhan, pandemi masih saja belum selesai. Semua mulai terbiasa sholat berjamaah di masjid atau musholla dengan menggunakan masker. "Beres, Bunda !"seru si adik sambil merapikan ujung kepala mukenahnya.

"Kakak, tarawih di masjid atau musholla?" tanya Pak Arifin kepada putra sulungnya. "Di masjid saja, Yah. Cepat selesainya," balas si kakak sambil melangkahkan kakinya ke masjid, sementara adik dan kedua orang tuanya berangkat menuju ke musholla.

Para jamaah yang akan mengikuti sholat Tarawih di musholla sudah cukup banyak. Apalagi jarak antara shaf yang satu dengan yang lain lumayan lebar. "Bun, sebelum pandemi, kita kan harus merapatkan shaf agar tidak dimasuki dengan setan di tengahnya. Nah, kalau sekarang malah justru harus ada jarak. Lalu bagaimana dengan setannya?" tanya si adik kepada bunda sembari menunggu sholat Tarawih dimulai.

"Adik, lihat apa ini? " tanya bunda sambil menunjukkan maskernya. "Ya pasti, maskerlah, Bun." Jawab adik. "Itu artinya, kita harus berlatih untuk tidak membicarakan hal-hal yang kurang penting di saat menunggu waktu sholat. Paham?" balas bunda sambil menatap adik dengan penuh makna.

Sholat Tarawih baru saja dimulai ketika tiba-tiba hidung Bu Desi terasa gatal hingga tidak kuat lagi untuk menahan bersin. Hingga akhirnya....ha...ching...bersin juga. Setelah mengucapkan salam di akhir rokaat, terdengar suara...ha...ching....ha...ching...,kali ini bersinnya malah dua kali atau bahkan lebih.

Hawa dingin malam rupanya telah membuat alergi dingin Bu Desi kambuh. Seketika itu juga, Bu Desi menjadi salah tingkah karena menjadi pusat perhatian para jamaah perempuan yang lainnya. Bahkan jamaah (tetangga) yang berada di sebelah Bu Desi tampak agak cemas. Wajar saja, di tengah pandemi seperti ini, kaum perempuan biasanya memiliki phobia yang agak berlebihan. 

Beruntungnya, Bu Desi selalu membawa hand sanitizer kemanapun dia berada. "Ya Allah, baru bersin seperti ini saja mereka khawatir dan melihat orang yang bersin seperti membawa dosa. 

"Padahal kaum perempuan suka sekali membuat dosa dan kesalahan. Menggibah tetangga, membantah dan cerewet kepada suami, memarahi anak,dan bahkan ikut nyinyir di sosial media,"gumamnya dalam hati.

Suatu sore...

"Nanti kita akan berbuka dengan menu apa, Bun? Lama kita tidak pernah lagi makan di luar," kata Kakak. "Bunda sudah menyiapkan masakan di rumah. Bahan dibeli dari warung mlijo Bu Endang. Biar aman dan bersih. Tidak ramai dan banyak orang seperti di pasar,"jelas bunda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun