Lihat ke Halaman Asli

Heni Fauziah

Masih dalam proses belajar.

Alih Kode Campur Kode pada Individu yang Berbahasa Jawa di Lingkungan Sunda

Diperbarui: 12 Januari 2018   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi: okezone news

JUDUL: ALIH KODE CAMPUR KODE PADA INDIVIDU YANG BERBAHASA JAWA DI LINGKUNGAN SUNDA

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara multilingual, terdapat lebih dari dua bahasa yang digunakan peduduknya. Menurut badan pengembangan dan pembinaan bahasa di

Indonesia tercatat ada 707 bahasa yang dituturkan sekitar 221 juta penduduk yang

dibagi menjadi tiga macam bahasa yakni bahasa Indonesia (nasional), bahasa daerah, dan bahasa asing. Ketiga macam bahasa memiliki peran dan kedudukannya masing-masing dalam kegiatan komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara atau nasional hal ini tertuang dalam UUD 1945, bab XV, pasal 36. Bahasa daerah digunakan pada situasi adat atau interaksi di dalam forum nonformal. Bahasa asing digunakan pada acara formal internasional, nonformal internasional, dan  dalam kegiatan berinteraksi.

Keragaman bahasa yang terjadi pada masyarakat Indonesia ini dapat menyebabkan timbulnya masyarakat bilingualisme atau kedwibahasaan. Bilingualisme atau kedwibahasaan ialah kemampuan seseorang menggunakan dua bahasa atau lebih. Kedwibahasaan ini dapat mengakibatkan terjadinya alih kode dan campur kode. 

Alih kode adalah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi (Appel dalam Chaer dan Agustina, 1995:141). Sedangkan campur kode ialah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten. Peristiwa bahasa ini sering terjadi dilingkungan sekolah, kantin, pasar terutama di lingkungan kampus. Karena mahasiwa yang menimba ilmu bukan hanya dari satu daerah, tetapi dari berbagai daerah. Sehingga bahasa daerah yang dimiliki oleh mahasiwa berbeda pula. Seperti bahasa jawa yang digunakan mahasiswa asal Brebes. Karena letak geografis berbatasan dengan daerah jawa, ada mahsiswa yang tinggal di perbayasan bisa menguasai bahasa jawa, meskipun bahasa Ibu memakai bahasa sunda. Sering terjadi alih kode maupun campur kode, antara mahsiswa asal brebes dengan mahasiswa asal Majalengka dengan menggunakan bahasa jawa. Karena mereka menganggap dengan menggunakan bahasa jawa dapat mempermudah komunikasi dan menjadikan mereka lebih akrab.

Penulis merasa penting meneliti alih kode dan campur kode karena hal ini lazim   dilakukan oleh masyarakat dalam berkomunikasi dan merupakan fenomena bahasa  yang menarik. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menemukan peristiwa alih kode dan campur kode yang terjadi pada individu yang berbahasa Jawa di lingkungan yang berbahasa Sunda.

B. Rumusan Masalah

Secara lebih khusus masalah yang akan dikaji dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana wujud alih kode dan campur kode pada individu yang berbahasa Jawa di lingkungan Sunda?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline