Lihat ke Halaman Asli

Hendri Muhammad

TERVERIFIKASI

Welcome Green !! Email: Hendri.jb74@gmail.com

Rumah Subsidi, Nasibmu Kini

Diperbarui: 7 Februari 2020   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi rumah (Kementrian PUPR)

Ada beberapa hal yang membuat ingatanku tertuju pada Rikwan untuk menanyakan sesuatu yang terkait pekerjaan kepadanya. Rikwan adalah kawan lamaku yang dari dulu sudah menjadi pimpinan perusahaan developer yang cukup ternama di Kota Jambi.

Tidak butuh lama panggilan teleponku langsung diangkat oleh Rikwan, dan nada bicaranya juga tidak berubah walaupun sudah lebih setahun sejak terakhir kali kami berkomunikasi.

Seperti biasa, kami lalu bertegur sapa dan saling bertukar tanya tentang kabar masing-masing, diselingi candaan-candaan dan gelak tawa yang tidak pernah lepas setiap kali kami berkomunikasi. 

Tidak lama aku langsung masuk pada urusan pekerjaan dengan melempar beberapa pertanyaan yang direspon Rikwan dengan jawaban-jawaban lugas dan argumentatif, selayaknya jawaban seorang praktisi.

Setalah tujuan utama selesai, moment ini lalu kami manfaatkan untuk ngobrol ngalor-ngidul tentang berbagai macam topik selama lebih dari 1 jam.

Ada satu yang menarik dari obrolan kami yaitu tentang kondisi perumahan bersubsidi yang dia dan pengembang lainnya alami beberapa bulan sebelum tahun 2019 berakhir.

Peristiwa yang diungkapkan Rikwan itu terjadi di Bulan September atau Oktober 2019, pada saat kuota FLPP (Fasilias Likuidasi Pembiayaan Perumahan) untuk perumahan subsidi yang disalurkan oleh perbankan sudah habis.

"Untungnya kami sudah agresif sejak awal 2019, bang," ungkap Rikwan, "Jadi pada saat kuota habis hampir semua konsumen kami sudah KPR."

"Berarti bisnismu aman ya Rik?" tanyaku diiringi sedikit rasa khawatir.

"Aman, bang. Tapi memang ada pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang bagaimana kelangsungan bisnis ini untuk tahun-tahun ke depan."

"Maksudnya.., suramkah?"

"Arahnya bukan ke sana, bang, tapi lebih pada programnya. Tahun 2019 kemarin mungkin puncak-puncaknya bisnis perumahan bersubsidi sejak diluncurkan di 2015 lalu. Market-nya masih banyak dan para pengembangnya juga semakin banyak. Peristiwa di bulan oktober kemarin itu baru pertama kali terjadi dan jujur saja banyak yang kaget."

"Iya.., bersabar saja sambil tunggu kuota tahun 2020 keluar," jawabku singkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline