Lihat ke Halaman Asli

Hendra Jawanai

Creative Director/Producer/Writer

Resensi Sinema: Sisu (2023)

Diperbarui: 3 Juni 2023   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jorma Tommila dalam Sisu (2022), foto dari Rotten Tomatoes.

Meskipun narasinya ringan dan berdarah-darah, film Sisu adalah antologi yang menginspirasi dan memberikan kepuasan bertema kekejaman bagi pecinta sinema aksi.

Film karya Jalmari Helander ini memulai debutnya di bagian Midnight Madness di Festival Film Internasional Toronto pada tanggal 9 September 2022. Tayang perdana di Finlandia pada tanggal 27 Januari 2023, dan rilis di Amerika Serikat pada tanggal 28 April 2023, film ini menerima ulasan positif dari para kritikus.

Sisu berkisah tentang hari-hari terakhir Perang Dunia II, ketika Aatami (Jorma Tommila) berpapasan dengan Nazi di Finlandia utara. Ketika Nazi mencuri emasnya, mereka segera menemukan bahwa musuh 'kecil' ini bukan penambang biasa saja. Mantan komando legendaris ini mewujudkan bentuk keberanian dan tekad yang tak terbayangkan dalam menghadapi rintangan yang luar biasa. Dan tidak peduli apa yang dilontarkan Nazi padanya, jagoan ini akan berusaha keras untuk mendapatkan kembali emasnya -bahkan jika itu berarti membunuh setiap Nazi terakhir yang menghalangi jalannya.

Dampak Perang dan Kekerasan

Cerita film ini menggambarkan dampak destruktif dari perang dan kekerasan. Perang meninggalkan bekas yang mendalam pada individu dan masyarakat, baik fisik maupun emosional. Karakter Aatami adalah contoh dari seseorang yang terluka secara fisik dan kehilangan keluarganya akibat perang. Hal ini mengingatkan kita akan konsekuensi tragis dari konflik bersenjata.

Keberanian dan Ketahanan Manusia

Cerita film ini juga menyoroti keberanian dan ketahanan manusia di tengah kondisi yang sulit. Meskipun terluka dan menghadapi musuh yang kuat, Aatami tidak menyerah dan terus berjuang untuk bertahan hidup dan melawan penindasan. Hal ini menunjukkan kapasitas manusia untuk menghadapi tantangan dan mengungkapkan sifat-sifat positif seperti keberanian, ketahanan, dan tekad yang kuat.

Pertentangan Moral dan Pembalasan Dendam

Cerita film ini menunjukkan konflik moral yang kompleks. Aatami, yang dulunya adalah seorang pahlawan perang, jatuh ke dalam spiral kekerasan dan pembalasan dendam setelah kehilangan segalanya. Kisah ini menggambarkan pertentangan antara keinginan untuk membalas dendam dan mementingkan keadilan serta perdamaian. Hal ini menunjukkan pentingnya mencari jalan damai dan mengatasi siklus kekerasan.

Solidaritas dan Kemanusiaan

Meskipun dihadapkan pada situasi yang penuh kekerasan, cerita film ini menyoroti pula nilai-nilai solidaritas dan kemanusiaan. Aatami menunjukkan belas kasihan dan keberpihakan terhadap korban-korban yang tak berdaya, termasuk wanita-wanita yang ditawan. Solidaritas antara Aatami dan para wanita ini menjadi kekuatan untuk melawan penindasan dan kejahatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline