Lihat ke Halaman Asli

Hellobondy

Lawyer, Blogger, and Announcer

Menemukan Aku di Masjid Raya Baiturrahman

Diperbarui: 30 April 2020   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wikipedia.co.id/Si Gam

Kenangan masjid yang terus hidup

"Nindy, ngaji yook..."

"Nindy, nindy shalat yuk..."

Masih terngiang sahutan teman-teman masa kecil ketika memanggil nama ku dengan keras untuk  mengajak aku ke masjid untuk shalat dan ngaji bersama. Biasanya, dari rumah yang paling ujung dari masjid, kemudian kami memanggil teman-teman lain untuk berangkat bersama. Dulu, belum menggunakan alat komunikasi secanggih saat ini.

Dulu, bukan masjid namnya tapi langar atau mushala. Karena yaa kondisinya yang kecil dan belum permanen. Aku ingat, dulu langar itu masih menggunakan kayu, jadi setiap jalan akan berbunyi decitan krek..krek..kkreeekk. Dan jelas saja aku suka menjadi takut.

Lingkungan sekitar tempat tinggalku pun masih banyak rawa dan ketika habis magrib jalananpun gelap dan sepi. Oiya, belum lagi belakang langar kami itu rawa yang masih banyak hutan. Konon, dulu ada nenek-nenek tinggal di sana dan meninggal. Di sekitar rumahnya terdapat sumur, kabarnya nenek itu masih suka di sana. Jadi setiap mau ambil wudhu dan pintu langar belakang terbuka aku suka parno sendiri.

Seiring berjalanny waktu, masjid dekat rumahku berubah drastis. Bangunan yang permanen, Menara masjid dan sekarang udah ad AC nya pula. Pembangunan masjid juga sejalan dengan perkembangan ekonomi warga sekitar yang ikut bertumbuh. Sisi lain, semakin aku bertumbuh aku pun jarang ke masjid. Jadwal sekolah yang sangat padat, mengharuskan ku pulang sore terus dan setiba di rumah tubuh ini sudah Lelah aja, belum lagi lanjut tugas-tugas sekolah yang seakan tidak pernah jera menguji murid-muridnya.

Perjalanan Spiritualitas yang Tidak Disangka

dokpri

Oktober 2015, mungkin salah satu kado terindah Tuhan kirimkan pada ku. Terang saja, siapa yang sangka aku mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Aceh. Kota yang selama ini bahkan tidak pernah terlintas olehku. Selain jauh, aku pun bingung mau ngapain di sana. Apalagi saat itu satu decade tragedy Tsunami terjadi di sana.

Mendapat kesempatan ke Aceh, jelas tidak aku abaikan begitu saja. Oktober sabagai bulan kelahiranku, tahun itu seperti menjadi momen kelahiran ku kembali. Mengunjungi kota Serambi Mekah yang ternyata sangat berkesan dan luar biasa. Saat itu aku menghadiri pertempuan perempuan akar rumput se  Sumatra, setelah itu kami mendapatkan kesempatan berkunjung ke museum dan masjid Baiturahman.

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline