Lihat ke Halaman Asli

haykalmuhammadraihan

Pelajar/mahasiswa

Mengadu Nasib Di Meja Judi: Saat Perjudian digunakan Untuk Menjerat Para Kuli

Diperbarui: 12 Mei 2025   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pensiunan Kuli Deli ( KITLV.Com)

Dengan tabuh yang dipukul, para kuli kontrak menghampiri suara itu. Suara itu amat ditunggu oleh mereka. Suara itu menandakan bahwa sebentar lagi, mereka akan menerima upah tengah bulan. Suaranya itu bahkan terdengar hingga ke tempat yang kosong.

Mereka muncul darimana-mana,  dari balik dan sekitar bukit-bukit    menghampiri rumah asisten mereka. Keaadaan yang semula hening, tiba-tiba hilang, karena kata. Bahasa Jawa yang berat tersendat-sendat berpadu dengan Bahasa Sunda yang riang juga merdu.  Di dekat rumah asisten para kuli kontrak itu berkumpul dan berkelompok, yang sesuai dengan kelompok kerja mereka.  Tiap-tiap regu memiliki pengawas pribumi serta mandor . Antara Wanita dan pria tidak pada tempat yang sama.

Di depan rumah, di halaman terdapat sebuah meja dan kursi. John dan kedua kerani meletakkan  uang perak kecil-kecil itu bersama-sama. Di belakang, para mandor berdiri dengan pakaian khaki.  John menatap mereka semua. Para kuli berjongkok dengan wajah kaku dan pandangan tak acuh.

"Diam" Hardik mandor kepala.

Senyap. Para ibu membujuk anaknya, membuatnya takut sembari berbisik dan memandang tuan.

Pembayaran berlangsung cepat dan dengan tertib militer. Mulanya giliran laki-laki. Oleh si Kerani dibacakan nama-nama dari buku upah dan total berapa yang wajib dibayar. Hampir setengah membungkuk para kuli mendekati meja, oleh mereka akhirnya diterimalah uang itu.  Hampir tidak perhatikan jumlah yang mereka dapatkan. Juga hampir tak seorang pun tahu berapa besaran yang harus mereka terima.  Pikir mereka orang "kulit putih" tak menipu, tak mencuri, dan tak berbohong. Kebanyakan dari mereka tidak menjadi masalah berapa yang mereka peroleh. Bagi mereka uang hanya alat yang akan digunakan untuk berjudi.

Kalimat diatas merupakan petikan novel berjudul Rubber, yang menceritakan para kuli kontrak di Perkebunan karet Perusahaan Deli, yang ditulis oleh M.H. Szekely-Lulofs. Novel ini diterjemahkan menjadi Berpacu Nasib di  kebun Karet, yang diterbitkan oleh graffiti pers.

Pada bagian atas kita dapati bagaimana pandangan para kuli kontrak di Perusahaan Deli mengenai upah yang mereka terima. Dari penggambaran di atas cenderung mereka tidak terlalu perduli berapa besaran upah yang mereka terima, yang mereka tahu orang kulit "putih" tidak menipu. Uang buat mereka itu hanya menjadi alat perjudian.

Perjudian yang terdapat di lingkungan Perusahaan Deli ini, merupakan pelarian para kuli Perkebunan yang setiap waktunya mengalami siksaan di lingkungan kerjannya. Tidak saja perjudian, namun juga prostitusi, (Martin Sitompul, 2018). Praktik perjudian ini, salah satunya terdapat di klub-klub terbuka. Di sana, para lelaki duduk bermain judi dengan semangat penuh dan tegang sembari baju yang digulung hingga menyentuh bagian bawah  bahu guna memberi kehangatan untuk diri sendiri. Sembari berjudi, sembari menghisap opium begitulah yang dilakukan orang Tionghoa (Salomon, Annie, 1933:30).

Perjudian juga dimanfaatkan oleh tuan-tuan kebun untuk mennjerat para kuli untuk terus memperdaya mereka. Hal ini membuat mereka bukan lagi orang yang bebas, melainkan mereka dipaksa menandatangani kontrak baru agar hutang dapat dilunasi. Seorang juru tulis juga akan memudahkan orang yang membutuhkan uang untuk kembali berjudi. Hal ini tidak dapat praktis berjalan jika semua kontrak atau sebagaian besar kontrak berakhir pada saat yang sama, tetapi pada kenyaataannya berbeda; setiap hari satu atau lebih kontraktor datang ke Lokasi Perusahaan untuk menjalankan penandatanganan atau juga undian(N.V.V. en de Hoofdtandils.. "Bataviaasch nieuwsblad". Batavia, 30-03-1931).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline