Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Kenapa Jokowi Kalah di Sulawesi Selatan?

Diperbarui: 22 April 2019   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Hasil TPS Gubernur dan Bupati/Walikota se Sulsel. Sumber: Tribun Timur.

Tanpa perlu bertanya pada Presiden Joko Widodo (Jokowi), pasti sudah target menang atau menaruh harapan yang pasti untuk meraih suara besar di Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel). 

Tapi senyatanya sungguh tragis karena Jokowi-Amin kalah di Kampung Wapres Jusuf Kalla dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Sulsel. Di Provinsi Sulawesi Barat saja Jokowi-Amin menang versi Quick Count atau perhitungan cepat. 

Sulsel merupakan salah satu provinsi dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbesar di Indonesia bagian timur pada ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Jokowi dan Prabowo memperebutkan 6.159.375 suara yang tersebar di 26.348 Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 24 kabupaten/kota. 

Hasil quick count pada Pilpres 2019 (17/04) pasangan Jokowi-Amin mendapat suara 41,69 persen, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga 58,31 persen (rata-rata sama dari berbagai lembaga survey yang terdaftar di KPU).

Angka ini jauh dari perolehan suara 5 tahun lalu pada pasangan Jokowi-JK (Pilpres 2014), Jokowi-JK menang dengan perolehan suara 71,41 persen atau sebanyak 3.037.026 suara, sementara Prabowo-Hatta hanya meraih suara 1.214.857 atau 28,59 persen. 

Coba kita perhatikan bagaimana pengaruh beberapa tokoh atau elit nasional dan lokal pentolan Sulsel pendukung Jokowi-Amin antara lain: 

Pertama: Wapres Jusuf Kalla yang juga sebagai Ketua Dewan Penasihat TKN Jokowi -Amin, tidak berpengaruh banyak karena dalam internalnya juga pecah. Sang keponakan Erwin Aksa (Dirut Bosowa Group) pendukung berat Prabowo-Sandi. 

Jelas suara dari Keluarga Kalla di tanah bugis terbagi dan pasti pula memengaruhi seluruh daerah di Indonesia dimana usaha bisnis dan yayasan dari Group Kalla beroperasi. 

Bisa jadi Erwin Aksa (Putera Aksa Mahmud) lebih banyak menarik suara, karena memang Erwin all-out mendukung Prabowo-Sandi. Terlebih Erwin juga merupakan salah satu elit Kadin Indonesia. Apalagi bila Fatimah Kalla (Dirut Kalla Group) tidak ikut bantu Jokowi-Ma'ruf atau bisa jadi beralih ke Prabowo-Sandi. 

Kedua: Gubernur Sulsel Prof. Nurdin Abdullah (NA) yang juga mendukung Jokowi-Amin masih susah kerja full karena baru saja menjadi gubernur dengan partai pendukung pada Pilgub Sulsel 2018 yang pecah kongsi pada Pilpres 2019 karena dukungan capres-cawapres berbeda. 

Faktanya TPS 42 dimana Gubernur Sulsel mencoblos di Kompleks Perumahan Dosen Unhas, Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (17/04) yang unggul adalah Prabowo-Sandi. Apalagi wilayah lainnya, artinya tidak ada pengaruh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline