Lihat ke Halaman Asli

Siti Suharni

Suka menulis

Strategi Bisnis di Tengah Krisis

Diperbarui: 16 Juli 2022   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gurihnya kuliner layak dijajaki sebagai pendulang cuan. (Foto: dok. Dewi) 

PEREMPUAN INDONESIA saat ini tak pelak menjadi bagian dari masyarakat yang turut menikmati manfaat internet secara luas, termasuk untuk berbisnis atau membuka usaha. Para perempuan pun turut menjadi pilar yang kokoh ketika terjadi krisis, baik krisis moneter maupun krisis akibat pandemi. 

Tak bisa dimungkiri, perempuan banyak menggeluti berbagai bidang usaha yang pada akhirnya menopang tumbuh suburnya berbagai marketplace. Sebut saja bidang-bidang seperti kuliner, fesyen, kriya, pendidikan, hingga dunia kreatif seperti blogger, influencer, Youtuber, dan lain-lain.

IndiHome bikin feeling like home

Salah satu perempuan yang ikut serta menikmati internetnya Indonesia adalah sahabat saya bernama Dewi. Ia pernah bekerja di sebuah penerbit bersama saya dan mengundurkan diri tak lama setelah saya melakukan hal serupa. Sebagai sosok yang tidak suka berdiam diri, Dewi melakukan berbagai aktivitas yang bisa mengisi waktu senggangnya, termasuk saat mengikuti tugas dan berpindah tempat tinggal ke daerah. 

Momentum itu menjadi salah satu titik di mana ia memulai bisnis kulinernya untuk kali pertama. Tinggal di daerah yang menjadi incaran kaum pendatang karena masifnya industri atau pabrik rokok kretek membuat kuliner menjadi salah satu pilihannya untuk digeluti sebagai bisnis. Hobinya memasak makanan Jepang menjadi jalan ninjanya untuk memulai usaha di kota Kudus. Ia melihat peluang besar di bidang ini dan ternyata ia tak salah membidik.

Makin rame berkat IndiHome. (Foto: dok. Dewi)

Saat menjalankan usaha masakan Jepang tersebut, ia banyak menggunakan metode penjualan melalui jalur online meski jalur offline pun tetap dilakoni. Demi memperlancar usahanya, ia pun memasang IndiHome sebagai provider internet di rumahnya yang sekaligus menjadi tempat usaha. 

Ia mengaku sangat terbantu dengan keberadaan jaringan internet di wilayah itu, apalagi di sana ia bergabung dengan UMKM kota Kudus. Usahanya mulai berkembang dengan cukup baik. Ia merasa nyaman tinggal di kota ini, terlebih usahanya mendapat respons yang positif. Namun sayang, tugas sang suami kembali menuntutnya berpindah tempat tinggal untuk yang kesekian kali.

Bisnis laris minuman manis 

Ketika kembali tinggal di Bogor, kota kelahirannya, ia tentu saja tak bisa berdiam diri. Naluri berwirausaha membuatnya kembali memulai bisnis kuliner. Ia meneruskan usaha masakan Jepang yang pernah ia rintis dan menambahnya dengan usaha lain yang dirasa kekinian. Momentum munculnya banyak kafe atau warung kopi sebagai tempat nongkrong anak muda membuat Dewi berani mendirikan sebuah bar atau kafe yang diklaimnya sebagai nonalcoholic bar

Ngopi senang karena Internet kencang. (Foto: dok. Dewi)

Kali ini ia menggandeng adiknya sebagai partner bisnis. Ia bertanggung jawab soal makanan, sedangkan adiknya menangani minuman. Pada usaha kedua ini, ia dan adiknya bersungguh-sungguh untuk membuat sebuah tempat yang nyaman dan asyik untuk sekadar hang-out, mengerjakan tugas, dan bahkan bekerja remote. Oleh karena itu ia menganggap internet menjadi faktor yang paling penting untuk menunjang bisnisnya. Ia pun kembali mengandalkan IndiHome untuk mendukung operasional kafenya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline