Lihat ke Halaman Asli

Harits Baihaqi W

Clinical Psychology Students

Overthinking Is The New Normal? Yuk, Kenalan Sama Si Tukang Ribut Di Dalam Kepala

Diperbarui: 22 Mei 2025   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

overthinking di malam hari yang tak kunjung usai

oleh: Harits Baihaqi

"Kepala boleh diam, tapi dalamnya ribut terus."
--- Seseorang di tengah malam yang susah tidur

Kamu pernah begini?

Baru aja baring di kasur, gelap sudah menyelimuti kamar, tapi pikiran malah maraton:


"Kenapa tadi aku ngomong begitu?"
"Harusnya aku jawab pakai emoji nggak, ya?"
"Atau... dia marah karena nada suaraku?"
"Harusnya aku ngomong gitu gak, sih?"
"Kenapa semua orang kayaknya bisa ngobrol lancar, cuma aku yang kaku?" 

Kalau iya, tenang. Kamu nggak sendiri. Di era Society 5.0 --- saat teknologi dan kehidupan manusia menyatu --- komunikasi justru bisa jadi tantangan terbesar, terutama komunikasi dengan diri sendiri.

Era Super-Canggih, Tapi Kenapa Kepala Makin Bising?

Society 5.0 adalah era ketika kecerdasan buatan, big data, dan internet of things seharusnya membuat hidup lebih mudah. Tapi justru, banyak orang mengalami kecemasan sosial, krisis identitas, dan komunikasi interpersonal yang menurun.

Kenapa?

1. Terlalu banyak informasi 'Noise' Digital, terlalu sedikit refleksi.
Notifikasi WA belum dibalas, scroll TikTok lihat mantan nikah, terus baca komentar netizen yang saling serang. Pikiran jadi penuh racun yang bikin kita overthinking 24/7. Kita dibanjiri berita, notifikasi, opini, bahkan standar kebahagiaan di media sosial. Semua itu bikin kepala penuh. Kita jadi ragu bicara, takut salah, dan akhirnya... memilih diam sambil ribut di dalam pikiran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline