Lihat ke Halaman Asli

Antara Angan dan Impian

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rasulullah SAW bersabda, 'Berusahalah mengejar apa-apa yang bermanfaat untuk dirimu. Janganlah engkau bersikap lemah. Bila engkau ditimpa sesuatu janganlah engkau berkata, 'seandainya aku berbuat begini atau begitu,' tetapi katakan, 'segalanya adalah telah Allah tentukan. Apa yang Dia kehendaki pasti Dia lakukan.' Karena sesungguhnya kata-kata 'seandainya' itu bisa membuka pintu syetan." -HR. Ibnu Majah - Berandai-andai, melihat kata ini saya teringat salah satu pepatah yang diajarkan guru saya saat sekolah dasar dulu, “bagai punuk merindukan bulan”, sebuah ungkapan yang menjelaskan bahwa suatu hal mustahil dilakukan jika hanya diangankan. Saat ini begitu banyak para motivator yang mengajarkan agar kita selau bermimpi besar bahkan bapak proklamator Ir. Soekarno pun pernah mengatakan agar kita menggantungkan cita-cita setinggi langit, lalu apakah sebuah impian sama dengan andaian? Tentu sangat berbeda. Andai dan angan hanya bentuk ilusi pikiran yang menempatkan kita pada posisi yang kita angankan, hanya sebuah ilusi tanpa adanya bentuk penyelesaian cita karena buah kegagalan atau ketidakmampuan dalam menjadi atau mendapatkan sesuatu.

Manusia terlahir dengan salah satu sifat “menyangkal”, saat kita terjebak pada suatu masalah kira cenderung menyalahkan orang lain atau mencoba membalikkan fakta dengan mengandaikan sebuah realita dimana kita pasti berhasil jika melakukan hal tersebut dengan jalan yang berbeda. Inilah bentuk kelemahan yang dikatakan Rasulullah. Beliau mengetahui kelemahan psikologi manusia yang berusaha menyangkal apabila keadaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Selayaknya sebagai manusia yang dari dalam rahim telah berjuang bersama satu juta sperma lainnya untuk membuahi ovum, tidak seharusnya kita mengeluh dengan keadaan. Kita terlahir untuk mengejar impian dan menjadi apa yang kita cita-citakan tanpa menyalahkan siapapun termasuk diri sendiri jika jatuh dari asa. Indonesia lahir dari perjuangan tanpa letih dari pahlawan bangsa, Bruce Lee menjadi actor beladiri yang namanya tetap bergaung keras walau ia telah tiada karena perjuangan tanpa keluhan, bahkan Abraham Lincon membutuhkan waktu berkali-kali dan penuh letih dalam memperjuangkan pembebasan budak negeri paman sam. Bayangkan jika mereka menyerah dan menyalahkan keadaan, mungkin negara ini masih bernama Hindia-Belanda, Bruce Lee menjadi tukang reparasi genteng dan Abraham Lincoln bersama jutaan kaum imigran kulit hitam menjadi budak karena kalah perang dengan pasukan selatan.

Mari sama-sama kita merenung sejenak, apa impian kita selama ini yang telah kita buang hanya karena satu-dua kali kegagalan menghadang, berapa banyak keringat yang sia-sia hanya karena kita menyerah. Jika beberapa kalimat diatas mampu membuka hati kita kembali, mari kita melangkah bersama melawan badai kegagalan dan mengubahnya menjadi pelangi keberhasilan. Salam hangat

The wise man said just find your place In the eye of the storm Seek the roses along the way Just beware of the thorns- Scorpion, Send Me an Angle -
disadur dari blog pribadi http://haristsiddiq.blogspot.com/2015/01/rasulullah-saw-bersabda-berusahalah.html



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline