Lihat ke Halaman Asli

Haris Fauzi

Pembelajar

Salahkah Pelajar STM Ikut Menyuarakan Aspirasi?

Diperbarui: 27 September 2019   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas Kepolisian yang berjaga saat demonstrasi sampai larut malam ~ Credit by Twitter Pio Kharismayongha

Setelah gelombang gerakan demontrasi mahasiswa usai, muncul segerombolan pelajat STM yang menyuarakan aspirasi merea? Apa yang membuat mereka melakukan demonstrasi seperti itu tanpa alasan yang konkret dan tidak mengetahui isu yang dibahas? 

Keterlibatan pelajar STM dslam aksi menolak RKHUP di depan gedung Senayan tempo hari bisa kita amati dengan Zona Otonomi Temporer yang dicetuskan Hakim Bey. Jangan dikira mereka aktor yang tiba-tiba datang dari dunia bebas tegangan politik. 

Berbagai tudingan bahwa mereka tidak mengetahui isu dan subtansi undang-undang jelas merupakan bentuk mengerdilkan ketertindasan harian mereka. 

Mereka ditindas oleh sistem pendidikan yang timpang, budaya perundungan di lingkungan sekolah, kompetisi jalanan, keluarga, lingkungan, agama, dan kemiskinan. Pelajar STM identik dengan masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah.

Alasan mereka tawuran, baku pukul dan hantam adalah perwujudan atas pelarian dan perlawanan. Mereka akan melawan terhadap suatu sistem dan nilai yang menindas mereka tadi. Jalanan menjadi ruang temporer untuk melampiaskan kebebasan mereka. 

Terlepas dari struktur masyarakat apapun yang sehari-hari menindas mereka.  Apa mereka melakukan kesalahan? Mereka itu korban struktur yang menindas. Jikalau mereka melawan balik, itu hal merupakan sebuah kewajaran. 

Namun akan menjadi permasalaha baru jikalau perlawanan mereka cuma tidak selaras dan cocok dengan standar sebuah gerakan perlawanan yang diyakini masy.

Banyak aktivis gerakan masyarakat entah dari LSM atau mahasiswa yang menolak kehadiran mereka di panggung aksi demonstrasi. Padahal mereka turun ke jalanan dengan aspirasi mereka sendiri yang tidak muncul di poster-poster lucu aksi atau ruang debat di televisi. 

Apakah mereka tidak memahami sebuah isu? Bukan itu persoalan. Mereka bersikap bodoh amat dengan berbagai isu tadi. Mereka tidak mempeedulkani dengan standar moral masyarakat kebanyakan. Hal yang mereka lawan adalah sumber penindasan yang mereka alami hari demi hari. 

Mereka tidak peduli dengan tudingan ditunggangi atau menodai aksi mereka. Mereka tidak mengurus saling klaim antara akun pro  pemerintah dan aktivis soal tunggang-menunggang aksi. Bagi mereka pelajar STM,  jalanan adalah ruang kebebasan mengekspresikan diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline