Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Dari Prasasti Jawa Kuno Jadi Puisi

Diperbarui: 6 November 2023   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

BALADA KUASA AIRLANGGA, BALADA DOA TUMAMBONG || Puisi Dian Chandra

Pertikaian bertahta pada napas Airlangga
menggusur peraduan menuju pertempuran yang kekal
sedang Dyah Tumambong kukuh pada doanya
merayu Bhatari yang bermukim dalam patung kayu

semsemsemwesweswes
semsemsemwesweswes
semsemsemwesweswes
semsemsemwesweswes
....

Tumambong larut menyanjung Bhatari
bergelantungan pada mantra keramat
sedang Airlangga teramat kacau
sebab raja wanita bagai hantu belau
mengacau obsesi pertempuran

Paraniran palaradan ri kala sri maharaja katalaya sanke wwatan mas mara i patakan

Airlangga nelangsa ke Patakan
Wwatan Mas tinggal angan
sedang Tumambong dalam percakapan rayuan
yang menghantar Bhatari dalam dekapan ucapan

"Pertapaan baru untukmu, Bhatari Archarupa!"

Bhatari terkikih-kikih
kengerian melekat kini
membawa gaduh
pada sunyi
yang mula-mula bersembunyi
di ketiak Airlangga
yang sama sepinya

Napsu mengutuki darah Airlangga
kalah dan kemenangan adalah permulaan
dari masa depan yang kosong;
yang menjadi bayang-bayang Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan

Bukankah menang jadi arang
dan
kalah jadi abu?

Lantas selepas napas menyeret angka-angka pertempuran
yang berderet
melampiaskan kuasa,
akankah datang demam
yang bersarang dalam tubuh kebajikan
?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline