Lihat ke Halaman Asli

Hamdanul Fain

Antropologi dan Biologi

Filosofi Sehat di Balik Lagu Anak "Kepala, Pundak, Lutut, Kaki"

Diperbarui: 13 April 2021   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi filosofi kesehatan (Sumber: vox.com)


"Kesehatan yang bagus bukan sesuatu yang bisa dibeli, tetapi dapat menjadi tabungan yang amat berharga"

-Anne Wilson Schaef-

Pernah dengar lagu di bawah ini?

"Kepala, pundak, lutut, kaki"
"Kepala, pundak, lutut, kaki"
"Lutut, kaki, lutut, kaki"
dan seterusnya.

Ya, ini lagu sekaligus senam permainan ala anak usia dini. Santapan wajib guru PAUD.

Sebenarnya tidak hanya guru PAUD saja yang sering memainkan lagu ini. Pekerja sosial macam pendamping program keluarga harapan juga sering menggunakan lagu ini bersama ibu-ibu penerima manfaat program keluarga harapan.  

Terkesan lucu ya?  Ya, memang. Karena bertujuan untuk menghangatkan suasana supaya lebih ceria.

Biasanya pendamping memegang bagian tubuh yang dilantunkan, kemudian perlahan tidak konsisten dengan gerakan yang semakin cepat. Biasanya lagu ini digunakan untuk memberi hikmah supaya perkataan yang diucapkan sesuai sejalan dengan perbuatan. 

Hal itu akan menjadi contoh bagi anak-anak untuk meneladaninya. Seperti ungkapan buah tak jatuh jauh dari pohon. Apa yang orang tua perbuat jauh lebih cepat ditiru anak daripada yang diucapkan saja.

Berbicara tentang kesehatan juga begitu. Sama. Pola hidup orang tua akan 'dicopy paste' sang anak. Tentu kita tidak ingin anak-anak kita memiliki pola hidup yang kurang baik bukan? 

Pola hidup yang kurang baik berakibat rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit. Kesehatan menjadi barang mahal jika sudah terserang berbagai penyakit. Oleh karena itu, sangat perlu menjaga aset yang satu ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline