Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Pelajaran Membangun Personal Branding dari Tukang Bangunan

Diperbarui: 11 Juni 2021   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari tukang bangunan, kita bisa belajar membangun personal branding agar sukses di pekerjaan, baik di kantoran maupun bekerja lepas by project dengan klien/Foto: Investor Daily

Berhemat. Lebih banyak menabung. Membatasi pengeluaran yang tidak penting.

Itu tiga pesan yang saya sampaikan ketika mengobrol dengan istri di masa-masa awal terjadinya pandemi Covid-19 pada tengah tahun silam. Terlebih dengan munculnya banyak sektor yang terimbas pandemi.

Kala itu, saya juga ikut terdampak. Gajian bulanan dari kerja menulis sempat seret alias tidak dibayar tepat waktu. Sementara peluang mengais rezeki dari 'lahan lain' juga sepi karena terdampak pandemi.

Toh, kami sendiri yang akhirnya melanggar pesan berhemat itu. Kami terpaksa melakukan renovasi rumah yang berarti harus keluar duit.

Pasalnya, ruang dapur kami bisa berubah jadi 'danau' ketika hujan turun. Penyebabnya, air dari saluran dapur tidak bisa mengalir ke depan sehingga kembali ke ruang dapur.

Pernah punya pengalaman buruk dengan tukang bangunan

Kami sempat membiarkan kondisi memprihatinkan itu selama beberapa lama. Tentu saja tidak nyaman. Tapi mau bagaimana lagi. Bukan karena tidak ada duit atau pelit untuk biaya renovasi.

Tapi, kami pernah punya pengalaman buruk ketika mempekerjakan tukang untuk memperbaikinya. Kerjaannya kurang bagus. Kami sudah keluar duit. Yang terjadi, masalah saluran air itu belum beres. Masih begitu-begitu saja.

Sejak itu, kami tidak mau sembarangan memilih tukang bangunan. Tidak serta merta percaya bila diberi referensi tukang oleh teman. Daripada buang-buang duit bila ternyata tukangnya tidak oke.

Hingga, pada awal tahun kemarin, bermula dari 'proyek kecil' menambal beberapa titik di atap rumah yang berpotensi bocor, tukang itu lalu saya ajak untuk melihat bagian dapur.

Ketika saya menceritakan masalah yang terjadi di ruangan dapur itu, dia paham. Dia mengecek langsung kondisi saluran airnya. Lantas mencoba menganalisis penyebabnya. Tidak hanya itu, dia juga menyampaikan solusi yang harus dilakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline