Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pelajaran Membangun Personal Branding dari Tukang Bangunan

11 Juni 2021   08:53 Diperbarui: 11 Juni 2021   09:01 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari tukang bangunan, kita bisa belajar membangun personal branding agar sukses di pekerjaan, baik di kantoran maupun bekerja lepas by project dengan klien/Foto: Investor Daily

Saya berpikir, dia berarti tahu masalahnya. Juga tahu cara mengatasinya. Saya dan istri pun sepakat untuk menggunakan jasanya.

Selama sekitar seminggu, dia bersama anak buahnya membongkar saluran air dari dapur hingga depan rumah, mengubah desain dapur, mengganti keramik di dapur, sekaligus mengecat dindingnya.

Penilaian saya, dia tekun. Dia membuktikan bisa bekerja dengan baik. Datang tepat waktu. Selama bekerja tidak banyak ngobrol. Bahkan jarang memakan camilan yang kami sediakan. Palingan ngopi.

Orangnya juga komunikatif ketika diajak ngobrol perihal kerjaan dan material bangunan. Bisa diajak diskusi.

Dan yang paling penting, hasil pekerjaannya bagus. Rapi. Intinya, kami puas dengan hasil kerjanya. Kami jadi tidak berat hati mengeluarkan duit di masa pandemi karena memang mendesak.

Berkat 'branding' bagus, berlimpah orderan kerjaan

Sebulan kemudian, tetangga yang tahu kami baru saja merenovasi rumah, ketika hendak melakukan perbaikan rumah, dia menanyakan bagaimana kinerja tukang bangunan tersebut.

Saya jawab kerjanya bagus. Tetangga itu pun lantas meminta nomor kontak Whats App si tukang. Dikontak. Si tukang datang ke rumahnya. Deal. Dia pun sepakat memperkerjakan tukang itu untuk merenovasi rumahnya.

Akhir pekan kemarin, tetangga yang rumahnya berantakan setelah dikontrakkan dua tahun, juga menanyakan tukang yang bagus. Saya kasih nomor dia. Deal lagi. Tukang itu bekerja lagi.

Kenapa tukang bangunan itu berkelimpahan orderan kerja?

Saya memang membagikan nomornya kepada tetangga. Namun, dia mendapat order sejatinya bukan karena saya. Tetapi karena dia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun