Lihat ke Halaman Asli

Gutamining Saida

Guru SMPN 1 Kedungtuban Kab Blora

Banjir di Area Cepu dan Sekitarnya

Diperbarui: 5 Desember 2022   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Kary : Gutamining Saida

Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan air banjir dapat dipridiksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang secara tiba-tiba. Akibat dari angin badai atau tanggul yang jebol.

Adapun penyebab banjir adalah

  • Curah hujan yang tinggi
  • Jumlah air hujan yang jatuh selama periode tertentu di suatu daerah.
  • Letak wilayah di daerah cekungan
  • Letak di daerah cekungan cenderung terisi air sebab air mencari daerah yang lebih rendah.
  • Aliran  sungai tidak lancar
  • Aliran tidak lancar sebab banyak sampah, sungai mengalami penyempitan.

Akhir-akhir ini cuaca tidak menentu. Langit tertutup awan gelap. Mengisyaratkan akan turun hujan. Para petani banyak menunggu datangnya hujan. Hujan yang turun selama berjam-jam mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang. Sejumlah wilayah  di area Cepu dikepung banjir. Aktifitas warga  menjadi terganggu. Tidak hanya bagi pedagang yang diterjang banjir. Namun banyak sekolah, pemukiman penduduk ikut terendam banjir. Banjir yang melanda Cepu kemarin hampir sepinggang orang dewasa.

Air menggenangi kawasan Tuk Buntung, Taman seribu lampu, Balun, Mulyarejo. Kawasan ini terdapat beberapa sekolah yang tidak luput dari terjangan air banjir. Ditunjang dengan situasi air hujan yang turun mulai sore setelah ashar sampai menjelang malam.

Fenomena musibah banjir yang terjadi di area Cepu.  Air banjir yang mengenang di sekolah. Ada salah satu guru yang memberikan komentar.

  • "Wah...sekolah kita ini menuju sekolah Penggerak!"
  • "Kok bisa?" Bagaimana maksudnya?

Maksudnya sekolah kita saat habis terkena musibah banjir, mampu menggerakkan semua warga sekolah. Mulai dari siswa, guru, karyawan, Kepala Sekolah dan semua warga.  Mereka bergerak, melaksanakan kerja bakti membersihkan bekas banjir yang melanda. Membuang sampah-sampah di lingkungan sekolah akibat banjir. Menguras air banjir yang tersisa. Mereka mengerjakan secara gotong royong. Dan menciptakan lingkungan kekeluargaan yang erat di sekolah.

Tentunya difinisi sekolah penggerak di atas menurut pendapat para warga sekolah yang terkena musibah banjir.

Semoga sekolah yang terkena banjir menjadi sekolah penggerak seperti yang dituturkan mas Menteri. Aamiin. Semoga tulisan ini manfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline