Lihat ke Halaman Asli

Gustaaf Kusno

TERVERIFIKASI

Bahasa Inggris : 'How Come' dan 'How Dare'

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_50294" align="alignleft" width="299" caption="how come"][/caption]

How come dan how dare adalah dua bentuk ungkapan (idiom) yang cukup unik didalam bahasa percakapan Inggris. Keduanya bukanlah ‘kata tanya’ ( seperti How many,how much,how long,how old ), sehingga pada penggunaannya tidak diberlakukan aturan kalimat tanya dimana kita harus memakai bentuk inversion ( bentuk ‘dibalik’) beserta kata kerja bantunya seperti do,does,did dan lain-lainnya. Dahulu kala dua bentuk ungkapan ini digolongkan dalam bahasa prokem (slang), namun di masa sekarang ini keduanya sudah ’naik kelas’ boleh dikatakan sejajar dengan bahasa standar lainnya.

How come

How come digunakan sebagai ekspresi untuk menyatakan ‘keheranan,keterkejutan atau rasa penasaran’. Didalam bahasa Indonesia kita mempunyai padanannya yang juga cukup unik yaitu kok atau kok bisa. Memang how come ini ada sedikit kemiripan dengan why, tapi jelas kedua ungkapan ini mempunyai konotasi yang berbeda. Marilah kita lihat beberapa contoh kalimat berikut ini :

  • How come this article becomes a headliner ?Kok bisa artikel ini jadi headline?
  • How come it has taken you so long to respond?Kok lama sekali anda memberi jawaban?
  • How come you’re not attending the class?Kok anda tidak masuk kelas?
  • How come you got invited and I didn’t? – Kok kamu diundang dan saya tidak ?
  • She didn’t pass the test. How come? – Dia tidak lulus tes. Kok bisa ya?

Didalam bahasa Belandapun ada ungkapan senada yaitu Hoe komt seperti dalam kalimat Hoe komt je erbij? Yang kurang lebih bermakna ‘Kok bisa kamu punya pikiran kesana?’

How dare

How dare dipakai bila kita beranggapan suatu perbuatan yang tidak pantas,tidak layak atau tidak semestinya. Didalam bahasa Indonesia biasa kita ungkapkan dengan berani-beraninya atau lancang betul. Dare memang bermakna ‘berani’ tetapi tidak dengan konotasi positif seperti pada kata brave atau bold misalnya. Ekspresi how dare ini memang sudah punya sejarah yang panjang karena sudah dipakai sejak abad 13. Berikut adalah contoh-contoh kalimat dengan how dare :

  • How dare you speak to me like that – Berani-beraninya kamu bicara kepada saya seperti itu.
  • How dare he accused us of lying – Berani-beraninya dia menuduh kita berbohong.
  • How dare you read my diary – Lancang betul kau membaca buku harian saya.
  • How dare they cancel the show like that – Enak aja mereka membatalkan show begitu saja.

Dare juga dipakai untuk menantang ‘keberanian’ seseorang yang kita sangat ragukan, misalnya pada kalimat You wouldn’t do that,would you? I dare you – Kau tidak bakalanmelakukannya,bukan ? Saya tantang kamu!

Ada pula ekspresi how about yang biasanya dipakai untuk menanyakan pendapat,perasaan atau keinginan seseorang, seperti pada kalimat-kalimat berikut :

  • How about a cup of coffee? – Anda mau secangkir kopi ?
  • How about joining us for lunch – Anda berminat ikut kami makan siang?
  • What time should I pick you up? What about 5 o’clock? – Jam berapa saya jemput anda? Bagaimana kalau jam lima aja?

Kembali kepada ungkapan how come ada sebuah buku yang cukup menarik, juga dengan judul How Come karangan Kathy Wollard yang membahas segala macam kepenasaran kita tentang fenomena yang ada di sekitar kita. Seperti pertanyaan How come yelling on a mountain can start an avalanche ( Kok berteriak di gunung bersalju bisa memicu longsoran salju) dan banyak lainnya. Omong-omong ini bukan promosi buku dari saya,karena sepeserpun saya tidak memperoleh ‘komisi’. Untuk yang belum sempat membeli buku ini dapat membuka website www.how-come.net yang berisikan arsip-arsip lama tentang pelbagai pertanyaan yang dimulai dengan kata how come ini.

Ada anekdot yang cukup menggelitik soal how come ini, yang bercerita soal perbincangan dua orang sahabat soal tagihan pembayaran jasa penasehat hukum yang di AS cukup selangit. Inilah kisahnya :

John : How come you’re smiling? (Kok kamu senyum-senyum aja?)

Jack : I just got a bill for $500 from my solicitor for some advice he gave me ( Saya baru terima tagihan 500 dolar dari pengacara saya untuk nasehat hukum yang diberikannya).

John : How come you’re smiling about that? ( Kok bisa anda tersenyum soal itu?)

Jack : Well I just wrote back to him and told him I’m not taking his advice ( Iya, saya baru balas suratnya dan menyampaikan bahwa saya nggak jadi ambil nasehatnya).

Di negara AS bila kita memesan barang dan ternyata barang itu tidak sesuai dengan keinginan kita, maka pesanan itu boleh kita kembalikan dan kita tidak perlu membayar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline