Bang Sagala, Adikmu Tio Sedih
Kemarin sore saya kaget ketika Ita Siregar mengatakan bahwa bang Mangapul Sagala meninggal dunia. Tolong kirim berita itu samaku. Berita itu langsung dikirimnya dan saya kirim ke istri saya yang lagi di Bandung. Istriku sangat sedih. Sedih karena kakak kelasnya di teknik UI sekaligus Pembina rohaninya di kampus hingga kami berumah tangga. Bang Sagala hampir tidak pernah lupa mengirim hadiah ulang tahun anak kami Daniel dan Dora. Mengapa bang Sagala begitu perhatian kepada kami?. Maklum, kami termasuk yang dijodohkan bang Sagala.
Aku mau menikah denganmu karena bang Sagala yang meyakinkanku ketika kami naik kereta dari Bandung ke Jakarta, kata istriku. Mana mau aku samamu kalau melihat penampilanmu yang lusuh?. Modalmu hanya baik hati saja. Hal yang meyakinkanku, menikah denganmu karena bang Sagala mengatakan bahwa abang orang baik. Kata bang Sagala abang baik sekali orangnya. Karena bang Sagala bilang baik, maka aku membuka hatiku, kata istriku.
Tahun 1995 abang diperkenalkan bang Indra Sinulingga, alumni ITB yang bekerja di Perusahaan swasta di Pekanbaru. Bang Indra dan bang Wimphi Hallatu meminta saya agar mengundang narasumber dari Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Jakarta untuk membina iman mahasiswa di Universitas Riau (UNRI). Saya membuat surat untuk mengundang untuk datang membina mahasiswa Kristen di Pekanbaru untuk menjadi mahasiswa yang memiliki nilai-nilia Kristen secara total. Bagaimana menjadi mahasiswa Kristen harus taat kepada Firman Tuhan?. Abang berbicara mengagumkan kepada mahasiswa hingga memutuskan memilih hidup baru.
Sebelum abang kotbah di Pekanbaru, kami juga sudah mengundang narasumber Perkantas dari Medan yaitu bang Tiopan Manihuruk. Mendengar khotbah bang Tiop ditambah lagi khotban abang membuat saya bergumul tentang makna kehidupan ini. Sejak itulah saya serius melayani di kampus. Ternyata hidup yang baru bagi Tuhan harus total kepada Tuhan. Sejak kegiatan pembinaan tahun 1995 yang menghadirkan bang Sagala, bang Tiop, kak Ria Pasaribu dan bergantian dari Medan untuk membina mahasiswa Kristen di UNRI agar hidup sesuai dengan Firman Tuhan.
Seluruh mahasiswa Kristen di UNRI yang pernah mendengar khotbahmu menginginkan abang hadir lagi khotbah dan pembinaan di Pekanbaru secara kontinu. Bang Sagala menjadi narasumber yang ditunggu mahasiswa. Selain khotbahnya yang dalam dan tajam, kemampuannya menulis lagu, menulis buku dan juga mengajar menyanyi membuat kita terkagum-kagum. Abang adalah tokoh Kristen yang kami teladani. Betapa bahagianya hati jika abang akan datang ke Pekanbaru atau hati akan berbunga jika akan pergi ke kegiatan rohani yang pengkotbah adalah bang Sagala.
Tahun 2000 an aku melanjut ke pascasarjana IPB Bogor. Dimana abang khotbah, aku berusaha hadir. Rindu sekali mendengar khotbah bang Sagala. Saya dilibatkan mailinglist untuk berdiskusi tentang iman dan bagaimana kontribusi bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini. Apa sih kontribusi kita untuk membangun Indonesia? Diskusi-diskusi itu sering kita bahas dalam mailinglist. Ketika aku di Bogor abang kuliah doktor teologia di Singapura. Kita terus berdiskusi dan saya selalu pengikutmu dalam diskusi teologia di mailinglist secara terbuka. Saya tidak mau ada yang melawan pemahaman teologiamu. Bagi saya Insinyur Metalurgi dari UI kemudian belajar teologia secara formal hingga tingkat doktor sangat menarik bagi saya. Keilmuwan yang sempurna.
Pemahaman teologiamu benar dan hidupmu benar. Tidak ada cacat sedikitpun perilakumu dimataku. Hidup kekristenanmu sempurna bagiku. Saya sadar, banyak hal kita berbeda pandangan. Hal itu tidak begitu penting bagiku. Jika aku melihat ada yang berbeda denganmu, aku senyum dan berkata dalam hati, "kelihatan sekali siapa yang belajar teologia secara serius dan menjaga kekudusan hidup". Hidupmu total menyerahkan diri kepada Kristus Yesus Tuhan kita. Bang, betapa bangganya aku dan adikmu istriku kepadamu.
Adikmu Tio, adik kelasmu di teknik UI itu sering bertanya, mengapa bang Sagala itu baik sekali kepada kita? Karena abang itu adalah orang yang memberi rekomendasi agar kamu mau menikah denganku. Kemudian Daniel dan Dora anak kita sangat bangga dengan Ompung Sagala. Bang Sagala adalah orang yang membelikan jasku ketika menikah. Bang Sagala tidak pernah lupa kasih hadiah setiap ulang tahun Daniel dan Dora. Entahlah bang, betapa baiknya abang kita yang satu itu. Dia adalah abang kita yang terbaik, kata istriku.
Bang Sagala adalah teladan bagi kami. Walaupun demikian, beberapa kali berbeda pendapat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bang Sagala ini memang sangat hebat pemahaman teologianya. Tetapi ada kalanya salah dalam komunikasi dengan beberapa pendeta yang sangat dekat dengan saya. Beberapa pendeta menelpon saya agar menyampaikan pesan, "bilang abangmu itu agar bagus berkomunikasi,". Secara jujur, hidup bang Sagala total kepada Tuhan tetapi dalam berdebat sering salah komunikasi. Secara substansi debat saya berpihak ke bang Sagala, tetapi bang Sagala kelemahannya adalah komunikasi.