Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Kucoba Menggapai Maaf dengan Cakarku

Diperbarui: 30 Desember 2022   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucoba Menggapai Maaf dengan Cakarku (gambar: vets4pets.com, diolah pribadi)

Letih kuberjalan menyusuri aspal panas nan berdebu. Aku mencari jejak induk semangku, induk susu dan adikku bungsuku. Kami terpisah tanpa dapat lagi Bersatu.

Amarah serta telah kebencian membuat kami terbuang tanpa arah tertentu. Induk semangku terpaksa melakukannya sambil menangis pilu. Aku mencoba menggapai maaf dengan cakarku. Aku tau dia berusaha tegar dengan wajah membeku

Maafkan kami telah membuat hatimu teriris sembilu. Kenakalan kami merupakan kelucuan untukmu tapi tidak buat orang-orang lain di rumah itu. Sebaskom nasi dan setumpuk pakaian menjadi pemicu. Membuat kami terengut dari kasihmu

Aku rindu belaianmu
Aku ingin pelukan hangat didadamu
Aku ingin mengendus wanginya rambutmu
Aku ingin menikmati malam-malam sepi
dalam dekapanmu

Sayangnya aku tdak dapat menemukanmu
Apakah kau masih ingat padauk
Apakah kau tidak ingin bercanda lagi denganku?

Kini lapar senantiasa melilit perut,
Haus mencekik leher tanpa ada yang peduli

Terseok aku menapaki hari
Mengharap kita dapat bertemu Kembali
Tapi jalan yang kulalui seakan tak bertepi

Tak ada asa dalam pencarian ini
Haruskah aku merana lalu mati
Tak ada lagikah kasihmu bagi kami

Kuhanya berharap kita dapat bersama Kembali. Aku janji takkan nakal dan membuat hatimu hancur lagi. Tapi maukah kau menerimaku yang kurus kering penuh kudis?

Kini kujalani kehidupan kucing jalanan yang penuh cerita tragis. Mencari makan dengan mengais. Sambil menahan isak tangis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline