Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

R.A.S. Antara Berkah atau Bencana

Diperbarui: 6 Januari 2022   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

R.A.S, Antara Berkah atau Bencana (karanscott.com)

Dalam otak kita ada area sangat kecil, yang disebut Reticular Activating System (RAS). Bagian ini sangat vital karena memungkinkan kita secara bawah sadar menyaring hal-hal tidak penting dan berfokus kepada yang penting saja atau yang diinginkan.

Misalkan Anda sangat suka dan ingin memiliki mobil BMW berwarna putih. Dijamin, Anda lalu akan melihat lebih banyak mobil BMW berwarna putih berlalu lalang di jalanan.

Sebenarnya, tidak lantas mobil BMW berwarna putih bertambah banyak di jalanan hanya gara-gara Anda menginginkannya. Tetapi karena RAS aktif memberi sinyal kepada Anda setiap kali mobil BMW berwarna putih lewat.

Anda bisa memanfaatkan RAS untuk perbaikan atau kemajuan diri Anda. Tetapi hati-hati, banyak orang yang tanpa sadar malah salah memanfaatkan RAS-nya.

Contohnya, seseorang yang memiliki penyakit degeneratif (tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan lain-lain) harus menjaga ketat diet atau makanan yang dikonsumsinya. Ia sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang dapat memperparah kondisinya.

Daging merah berlemak, makanan bergaram tinggi, santan, jeroan, dan lain-lain sebaiknya dihindari. Saking takutnya, yang selalu terpikir atau terfokus olehnya adalah makanan-makanan yang harus dihindari tersebut. Ini terekam dan dianggap penting oleh RAS-nya.

Akibatnya jika ia mau makan, yang malah "terlihat" adalah makanan-makanan "terlarang" tersebut. Jadilah orang itu menderita setiap harinya setiap kali mau makan.

Seharusnya, orang tersebut berfokus kepada makanan sehat yang sebaiknya ia konsumsi, semisal buah, sayur, makanan berserat lainnya, ikan, biji-bijian, dan lain-lain. Makanan-makanan sehat tersebut yang seharusnya terekam di dalam RAS-nya.

Dengan demikian, setiap kali mau makan, orang tersebut akan dengan mudah "mendeteksi" makanan yang sehat. RAS-nya akan mengarahkan perhatiannya ke makanan yang sehat, alih-alih makanan yang kurang sehat.

Alhasil, orang tersebut tidak akan tersiksa lagi dengan makanan yang harus dihindari karena fokusnya bukan ke jenis makanan tersebut. Orang yang bisa memanfaatkan RAS-nya dengan benar seperti itu, pasti akan lebih berbahagia dalam kehidupannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline