Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Seruput Kopinya, Tangkap Monyetnya, Praktik Filosofinya

Diperbarui: 3 Desember 2021   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seruput Kopinya, Tangkap Monyetnya, Praktik Filosofinya (Ilustrasi Pribadi)

Jenuh dengan pekerjaan kantor, kafe menjadi incaranku. Letaknya di salah satu sudut kota Jakarta. Terkenal dengan kopinya yang harum.

Semangatku langsung keluar, ketika aroma kopi terhirup segar ke dalam hidung yang semakin melebar.  Walau belum sempat menikmatinya.

Kafe itu cukup ramai di siang hari. Mampu mengusir sepi di hati. Saya kebagian duduk di meja barista. Secangkir cofeee terbuat dari air, putih, kopi, dan susu bila perlu.

Sembari melihat racikan lihai dari barista, pikiran saya melayang.

Saya mengumpamakan air putih sebagai perbuatan baik yang menambah kekayaan batin. Air kopi, warnanya hitam. Saya mengandaikannya dengan perbuatan buruk yang menambah kekotoran batin.

Setiap informasi yang masuk melalui lima indria (pintu masuk ke dalam batin), bisa menimbulkan reaksi yang baik dan buruk.

Reaksi baik cukup diamini. Reaksi buruk bisa bikin stres dan melekat seperti lintah. Menganggu!

Pada saat kita lahir, kita sudah memiliki tabungan karma baik dan karma buruk. Diibaratkan sebagai gelas yang berisi campuran air putih dan air kopi.  

Mana yang lebih banyak di tambahkan tentunya tergantung reaksi kita terhadap peristiwa yang kita alami.

Imajinasi pun berlanjut. Katakanlah ada seorang pria yang bernama Rady dari negeri antah berantah. Berikut skenarionya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline